Jakarta (ANTARA) - Langkah PLN menghadirkan listrik bagi 8.000 masyarakat prasejahtera di berbagai daerah melalui program sosial "Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan," pada pelaksanaan Hari Listrik Nasional (HLN) 2025 dinilai wujud kehadiran negara di tengah rakyat.
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyatakan program perusahaan negara tersebut layak diberikan apresiasi apalagi hal itu merupakan gerakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat yang membutuhkan akses listrik.
"Jadi, pada momentum HLN (Hari Listrik Nasional) 2025 ini, ribuan masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat dari kinerja dan solidaritas PLN," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Ia menilai, program tersebut menunjukkan bahwa perayaan HLN dapat menjadi momentum untuk menghadirkan manfaat nyata dan menumbuhkan optimisme di tengah masyarakat.
Menurut dia listrik bukan hanya penerangan, tetapi simbol hadirnya negara. Ketika listrik menyala, kehidupan ikut bergerak, anak-anak bisa belajar di malam hari, ibu rumah tangga dapat berusaha, dan ekonomi desa pun tumbuh.
Sofyano menjelaskan, masih banyak masyarakat kurang mampu yang sebenarnya tinggal berdekatan dengan jaringan listrik, namun belum bisa menikmati karena terkendala biaya pemasangan baru.
"Ada lapisan masyarakat yang belum sanggup melakukan sambungan listrik. Melalui program HLN ini, negara hadir lewat PLN untuk memastikan mereka juga dapat menikmati terang yang sama," katanya.
Dia menegaskan, langkah PLN tersebut memperlihatkan bahwa transformasi perusahaan tidak hanya berorientasi pada kinerja korporasi, tetapi juga pada nilai kemanusiaan.
Dengan turun langsung membantu masyarakat, lanjutnya, negara tidak hanya membawa terang, tetapi juga membuka peluang bagi banyak keluarga untuk hidup lebih baik.
Ia menambahkan, inisiatif ini memperkuat pesan bahwa pembangunan tidak boleh meninggalkan siapa pun, akses terhadap listrik adalah hak dasar warga negara, dan PLN telah menjalankan mandat konstitusi itu dengan penuh tanggung jawab.
Lebih lanjut, Sofyano menyebut upaya PLN memperluas elektrifikasi hingga wilayah terpencil merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat.
"Langkah ini bukan hanya soal membangun jaringan listrik, tapi juga menyalakan semangat, menumbuhkan harapan, dan menghapus kesenjangan sosial," ujarnya.
Sofyano menegaskan peringatan HLN ke-80 tahun ini menjadi momentum refleksi nasional, bahwa energi adalah nadi pembangunan dan cahaya listrik adalah simbol kehadiran negara di setiap pelosok negeri.
"Negara hadir bukan hanya lewat infrastruktur, tetapi melalui terang yang membuka peluang dan meneguhkan optimisme bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Sebelumnya Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Evy Haryadi saat meresmikan penyambungan listrik gratis di Tabanan, Bali menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program nasional PLN dalam menghadirkan energi berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Program 'Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan' ini merupakan program nasional, kami ingin masyarakat bisa memiliki listrik secara mandiri agar dapat mengembangkan ekonominya dengan lebih baik," ujarnya.
Dalam pelaksanaan HLN ke-80 tahun ini, korporasi bersama insan PLN mempersembahkan lebih dari 8.000 sambungan listrik gratis di seluruh Indonesia sebagai bentuk bakti kepada negeri sekaligus kado bagi masyarakat yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Baca juga: HLN ke-80: PLN Hadirkan Cahaya untuk Warga Sabang Aceh, Ubah Gelap Jadi Harapan Baru
Baca juga: HLN Ke-80, PLN Sambung Gratis Listrik Rumah Warga Pra Sejahtera di Bali
Baca juga: PLN sambungkan listrik gratis bagi 421 keluarga prasejahtera di Jatim
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































