PTDI: Uji terbang UAV Wulung untuk komersialisasi drone Indonesia

4 hours ago 1

Bandung (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengungkapkan bahwa pelaksanaan uji terbang (demo flight) Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Wulung, adalah untuk komersialisasi drone buatan Indonesia tersebut.

"Demo flight menjadi bagian dari upaya PTDI dalam melakukan komersialisasi produk UAV Wulung kepada calon penggguna, serta menunjukkan kapabilitasnya setelah melalui berbagai penyempurnaan teknis," kata Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana, dalam keterangan di Bandung, Sabtu.

UAV Wulung yang merupakan drone pengintai hasil pengembangan PTDI, Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT) – saat ini BRIN, dan Badan Penelitian & Pengembangan (Balitbang) Kemhan sejak 2014, telah melalui serangkaian uji, baik ground test maupun flight test, hingga akhirnya memperoleh Type Certificate dari Indonesian Defense Airworthiness Authority (IDAA) pada 2016.

Yang terbaru, drone UAV Wulung ini kembali diuji terbang di Lapangan Udara Suparlan Batujajar, Padalarang, Bandung Barat, Jumat (14/3).

Sebagai bagian dari pengembangan lebih lanjut, PTDI mendapat dukungan penuh dari BRIN dalam hal inovasi dan pengembangan sistem guna meningkatkan keunggulan kompetitif UAV Wulung. Dukungan ini mencakup peningkatan teknologi, serta riset yang berkelanjutan untuk memperkuat inovasi di sektor kedirgantaraan dan ekosistem riset nasional.

Selain itu, BRIN juga berperan dalam mendorong komersialisasi UAV Wulung dengan meningkatkan eksposur produk ke pasar potensial, seperti halnya di lingkungan TNI dan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Upaya ini bertujuan untuk memperluas adopsi UAV Wulung dalam operasional pertahanan dan keamanan, sekaligus memperkuat daya saing industri dirgantara nasional.

Sebagai tactical drone, UAV Wulung dirancang dengan kemampuan autonomous operation dan dilengkapi Ground Control Station (GCS) sebagai pusat kendali dan transporter untuk mobilitas yang fleksibel.

Menggunakan material komposit yang ringan dan kuat, serta didukung mesin piston tunggal tipe pusher, UAV Wulung memiliki kapasitas bahan bakar 35 liter, radius operasi 150 km, dengan kemampuan Maximum Take-Off Weight (MTOW) 125 kg, serta jarak take off & landing kurang dari 500 m, dan cruise speed 50 knots.

"Dengan dukungan BRIN, kami akan melanjutkan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan daya tahan terbang, memperkuat landing gear untuk terbang dari segala tipe landasan, melakukan reduksi kebisingan dan penggunaan sistem kendali, serta komponen lain menggunakan hasil Litbang BRIN dan ekosistem dalam negeri. Disamping itu juga kami akan memastikan marine spec Wulung, guna mendukung kemampuan operasi patroli maritim di seluruh wilayah Indonesia,' ujar Dena.

Diketahui, uji terbang drone UAV Wulung, selain dihadiri oleh Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana, juga dihadiri Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla), Laksdya TNI Irvansyah dan Wakil Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional (Waka BRIN), Laksdya TNI (Purn) Amarulla Octavian, serta beberapa pemangku kepentingan strategis lainnya dari lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP), Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan Matra Laut.

Dalam sambutannya, Wakil Kepala BRIN, Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian, menyampaikan Wulung sudah cukup cocok untuk dioperasikan di pangkalan-pangkalan AL atau Bakamla.

"Wulung ini secara teknis sudah bisa memenuhi kebutuhan taktis untuk melakukan patroli keamanan laut dari udara. Jadi dengan Wulung nanti bisa kombinasi dengan kapal di laut," kata Amarulla.

Setelah menyaksikan demo flight UAV Wulung, Kabakamla, Laksdya TNI Irvansyah menyatakan dirinya pribadi cukup puas melihat performa drone itu dan ke depan pihaknya akan mengkaji penggunannya terkhusus di Bakamla.

"Mungkin nanti bisa untuk di Indonesian Coast Guard. Dan sebagai himbauan juga ini kepada seluruh instansi, Kementerian dan Lembaga, apapun produksi dalam negeri, karya anak bangsa, kita dukung dengan cara membelinya. Sehingga siklus produksi, penelitian dan pengembangan berjalan terus dan mudah-mudahan semakin sempurna, dan tidak menutup kemungkinan dari negara lain bisa membeli produk-produk yang kita saksikan hari ini," tuturnya.

Ke depan, PTDI terus berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kapabilitas UAV Wulung agar semakin kompetitif di sektor pertahanan dan pengawasan. Melalui inovasi dan kerja sama strategis, seperti perjanjian yang baru-baru ini disepakati dengan Milkor, perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan dalam ajang International Defence Exhibition & Expo (IDEX) di Abu Dhabi pada bulan Februari 2025 lalu, PTDI akan memperkuat pengembangan UAV kelas ringan dan sedang.

Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan performa dan fitur UAV Wulung, menjadikannya lebih adaptif terhadap kebutuhan pengguna. Dengan teknologi yang terus diperbarui, UAV Wulung siap berkontribusi dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |