PT Timah optimalkan mineral ikutan untuk perluas pasar "rare earth"

3 weeks ago 12

Pangkalpinang, Babel (ANTARA) - PT Timah (Persero) Tbk menyebut potensi bisnis logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) sangat besar, khususnya untuk menggaet pasar Amerika Serikat (AS) yang selama ini masih mengandalkan China.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan bahwa saat ini China masih menjadi penghasil REE terbesar di dunia.

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki produk mentah dari REE, yang bisa dikembangkan secara besar-besaran.

"China itu pengendali sekarang, pengendali produksi REE di dunia. Artinya, ketergantungan pihak Amerika terhadap supply dari REE dari China itu sangat besar. Nah, kita melihat ada opportunity di situ," kata Suhendra dikutip di Pangkalpinang, Babel, Minggu.

Ia menyebut selama PT Timah masih melakukan penambangan timah, maka mineral ikutan akan tersedia. Sebab, mineral ikutan seperti monasit atau monazite merupakan bahan dasar dari REE.

Oleh karena itu, PT Timah akan melakukan penyempurnaan kontrak kerja terhadap para mitra tambang, salah satunya dengan membuat persyaratan bahwa sisa hasil produksi diserahkan semua kepada perusahaan.

"Nanti SHP, sisa hasil produksi ataupun tailing yang mereka lakukan ini, kita ingin itu diserahkan semua ke Timah. Karena itu tadi, itu yang mengandung mineral ikutan, salah satunya adalah monasit," jelasnya.

Suhendra juga menyampaikan bahwa PT Timah terus melakukan riset untuk pengembangan dan pengolahan REE.

Perusahaan pelat merah ini pun menggandeng beberapa pihak untuk melakukan kerja sama, termasuk dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), badan usaha milik negara (BUMN), serta perguruan tinggi.

Menurutnya, PT Timah bisa menjadi pemimpin dalam proyek atau industri REE, lantaran sebagian besar bahan baku REE terdapat dalam timah.

PT Timah juga sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait dengan pengembangan REE di segala sisi, baik dari metodologi hingga geologi.

"Ya, bisa dikatakan karena fokusnya ada di PT Timah. Kami pemilik dari raw materialnya. Nanti kita lihat lead-nya seperti apa, karena ada kemungkinan juga kita akan bekerja sama dengan banyak pihak," ujarnya.

Baca juga: PT Timah optimalkan mineral ikutan untuk produksi logam tanah jarang

Baca juga: PT Timah perketat kerja sama mitra untuk cegah penambangan ilegal

Baca juga: PPS Alobi, wujud tanggung jawab lingkungan PT Timah di Bangka

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |