Tianjin (ANTARA) - Sebuah proyek soda abu skala besar di Indonesia, yang merupakan proyek pertama dari jenisnya di negara ini, resmi memulai proses konstruksi baru-baru ini.
Proyek tersebut juga menandai debut proses soda abu Hou asal China (proses soda gabungan) di Indonesia.
Dikembangkan oleh ahli kimia ternama China, Hou Debang, metode ini diakui sebagai penemuan paten pertama China setelah berdirinya Republik Rakyat China. Proses tersebut diakui sebagai proses produksi soda tingkat tinggi di dunia dan masih banyak digunakan secara luas hingga hari ini.
Proyek Soda Abu PKT 300 KTA ini dikerjakan oleh China Tianchen Engineering Corporation (TCC) di bawah naungan China National Chemical Engineering Group Corporation (CNCEC) sebagai kontraktor utama.
Menurut Tian Tao, presiden direktur PT TCC cabang Indonesia, proyek yang saat ini sedang dibangun di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, akan memiliki fasilitas produksi soda abu dengan kapasitas tahunan sebesar 300.000 ton.
Tian juga menjelaskan bahwa proyek ini mengadopsi teknologi proses ganda yang canggih, termasuk peningkatan output pupuk majemuk melalui produk sampingan amonium klorida untuk memperkuat ketahanan pangan, serta pemanfaatan karbon dioksida sebagai bahan baku untuk mendukung tujuan pengurangan karbon dan pembangunan ekonomi hijau.
Ia menyampaikan bahwa setelah rampung, pabrik tersebut akan secara signifikan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor soda abu dan mempercepat pengembangan industri hilir dalam negeri.
"Proyek ini akan menjadi katalisator bagi kemandirian industri kimia Indonesia, serta memberikan dampak positif yang besar dalam aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial," ujar Tian.
TCC, yang memegang posisi penting dalam bidang rekayasa kimia di China, kini telah memperluas portofolio globalnya ke Indonesia, Turkiye, Pakistan, Vietnam, Kazakhstan, dan negara-negara lainnya.
Proyek ini merupakan implementasi terbaru dari model "T+ EPC" milik TCC di bawah kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra.
"Kami akan terus memperkuat kerja sama internasional agar pasar luar negeri dapat memperoleh manfaat dari teknologi China," tutur Tian.
Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025