Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan Program Keluarga Harapan ke depan ikut berperan dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga dengan mengedukasi masyarakat mengenai KDRT.
"Bu Menteri (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi) menitipkan bagaimana Program Keluarga Harapan ini menekankan juga pentingnya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan seksual dalam bentuk edukasi, dalam bentuk pemahaman, baik kepada orang tua maupun kepada anak-anak," kata dia di Jakarta, Senin.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menemui Menteri Sosial Saifullah Yusuf untuk melakukan audiensi guna memperkuat kerja sama kedua kementerian dalam mencegah dan menangani isu-isu perempuan dan anak.
Nantinya, KemenPPPA dan Kemensos menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat komitmen kedua kementerian dalam upaya bersama mencegah dan menangani isu-isu perempuan dan anak.
"Kita ingin dituangkan (dalam nota kesepahaman) sehingga nanti ketika ada kasus-kasus yang menyangkut kekerasan kepada perempuan maupun anak-anak maupun juga korban perdagangan orang atau TPPO ya, kita mengerti tugas masing-masing, di mana tugas Kementerian Sosial, di mana tugasnya Kementerian PPPA, dan juga kementerian-kementerian yang lain, termasuk Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia," kata dia.
Menteri PPPA Arifah Fauzi menambahkan sinergi dan kolaborasi ini penting mengingat ada banyak program di Kementerian Sosial yang beririsan dengan isu perempuan dan anak yang menjadi fokus kerja KemenPPPA.
"Membangun sinergi, kolaborasi, dan kerja sama dengan Kementerian Sosial karena banyak hal, program, atau garapan dari Kementerian Sosial yang beririsan dengan program kami dari KemenPPPA," kata dia.
Baca juga: Anggota DPR minta pendamping PKH kerja sesuai domisili
Baca juga: Kemensos berhasil bantu penerima PKH jadi pengusaha canang
Baca juga: DPR ingatkan Kemensos segera lakukan pembaharuan DTKS
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025