Jakarta (ANTARA) - Produsen alat kesehatan lokal PT Forsta Kalmedic Global, anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, sudah bisa memproduksi alat hemodialisis yang disebut dialyzer. "
"Ini adalah inovasi kita, kita bangga banget karena Indonesia akhirnya tidak kalah dengan Malaysia," katanya.
Dia menyampaikan bahwa angka penggunaan dialyzer secara nasional rata-rata sekitar satu juta per tahun.
Menurut dia, selama ini Indonesia mengimpor alat cuci darah dari negara seperti China, Jepang, dan negara-negara di Eropa.
"Jika kita bisa membuat dialyzer secara lokal, kita dapat menurunkan biaya perawatan karena tidak perlu lagi ketergantungan impor," katanya.
"Lalu, harganya harapan kita lebih terjangkau karena adanya insentif dari pemerintah untuk produk lokal," ia menambahkan.
Yvone juga mengemukakan bahwa produksi lokal dialyzer dapat menciptakan ketahanan ketika terjadi gangguan pasokan.
Baca juga: Unair inisiasi produksi membran hemodialisis pertama di Indonesia
Dialyzer merupakan bahan habis pakai penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah pada pasien gagal ginjal.
Di antara 267 juta penduduk Indonesia, ada 1,5 juta pasien gagal ginjal kronis dan 159.000 orang yang menjalani cuci darah.
Sebanyak 99 persen pasien cuci darah biaya terapinya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Adanya produk lokal dialyzer akan memastikan pemanfaatan dana BPJS tidak hanya untuk akses kesehatan bagi pasien gagal ginjal, tetapi juga untuk mendukung industri alat kesehatan lokal dan memastikan dana tersebut menggerakkan ekonomi dalam negeri," kata Yvone.
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024