Jakarta (ANTARA) - Minuman beralkohol sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan, terutama dalam bentuk penumpukan lemak di area perut atau yang sering disebut dengan istilah "beer belly".
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas perut. Lantas, bagaimana sebenarnya mekanisme alkohol dalam menyebabkan perut buncit? Berikut penjelasannya.
Hubungan alkohol dengan lemak perut
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh European Journal of Nutrition pada tahun 1999–2000 mengkaji hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko obesitas perut. Studi ini melibatkan 1.491 pria dan 1.563 wanita Spanyol berusia 25–74 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari tiga minuman beralkohol per hari memiliki risiko 80% lebih tinggi mengalami penumpukan lemak di perut dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah tersebut.
Alkohol memiliki kandungan gula dan kalori yang tinggi yang kemudian diubah menjadi lemak dalam tubuh sebagai cadangan energi. Pada pria, lemak cenderung disimpan di bagian perut, sementara pada wanita lebih banyak disimpan di pinggul atau bokong.
Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat memicu pembesaran lingkar perut pada pria, yang dikenal dengan istilah beer belly.
Baca juga: Kaitan minum alkohol dengan perlindungan pada keracunan makanan
Penyebab alkohol membuat perut buncit
Berikut adalah beberapa alasan mengapa konsumsi alkohol dapat menyebabkan perut buncit:
1. Konsumsi berlebihan yang tidak disadari
Penyebab utama perut buncit adalah ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang masuk dan kalori yang dibakar. Minuman beralkohol, seperti bir, mengandung kalori yang cukup tinggi. Satu kaleng bir (356 gram) mengandung sekitar 153 kkal.
Sering kali, seseorang tidak menyadari berapa banyak alkohol yang telah mereka konsumsi, sehingga tanpa disadari, asupan kalori yang masuk ke tubuh menjadi berlebihan.
2. Memicu nafsu makan berlebih
Alkohol diketahui dapat meningkatkan nafsu makan dalam jangka pendek. Banyak orang yang mengonsumsi alkohol cenderung makan lebih banyak, terutama makanan yang tinggi lemak seperti pizza, kentang goreng, atau gorengan lainnya.
Jika kebiasaan ini tidak diimbangi dengan pola makan sehat dan olahraga, maka perut buncit akan lebih mudah terjadi.
Baca juga: Italia setujui produksi wine rendah alkohol dan bebas alkohol
3. Menghambat pembakaran lemak
Saat seseorang mengonsumsi alkohol, hati akan memprioritaskan pembakaran alkohol dibandingkan lemak yang tersimpan dalam tubuh. Akibatnya, proses metabolisme lemak menjadi lebih lambat, yang kemudian menyebabkan penumpukan lemak di perut.
4. Kandungan fitoestrogen dalam alkohol
Jenis alkohol khususnya bir mengandung tanaman hop yang kaya akan fitoestrogen, senyawa yang dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fitoestrogen dapat mempengaruhi distribusi lemak pada pria, sehingga meningkatkan kemungkinan penumpukan lemak di perut. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami bagaimana mekanisme ini bekerja secara spesifik.
Risiko kesehatan akibat konsumsi alkohol berlebihan
Selain menyebabkan penumpukan lemak di perut, konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius lainnya, salah satunya adalah asites.
Asites adalah kondisi medis di mana terjadi penumpukan cairan berlebih dalam rongga perut, yang sering kali menjadi tanda dari penyakit hati, seperti sirosis, gagal hati, hingga kanker hati.
Normalnya, cairan dalam rongga perut tidak lebih dari 20 mililiter, tetapi pada penderita asites, jumlah cairan bisa melebihi 25 mililiter, menyebabkan perut tampak membesar dan membengkak.
Baca juga: Dokter sebut alkohol bisa percepat kerusakan organ hati
Cara mencegah perut buncit akibat alkohol
Jika ingin terhindar dari perut buncit akibat konsumsi alkohol, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Mengurangi konsumsi alkohol – Pilih jenis alkohol rendah kalori dan batasi konsumsi maksimal satu kali seminggu.
- Menjaga pola makan sehat – Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari makanan tinggi lemak saat mengonsumsi alkohol.
- Rutin berolahraga – Aktivitas fisik yang teratur membantu membakar kalori berlebih dan mengurangi risiko penumpukan lemak di perut.
- Mengatur pola minum yang sehat – Jangan minum alkohol dalam jumlah besar sekaligus, serta selalu imbangi dengan air putih agar metabolisme tubuh tetap optimal.
Meskipun bir dan minuman beralkohol lainnya bukan satu-satunya penyebab perut buncit, kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di perut.
Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan kalori dalam alkohol, peningkatan nafsu makan, serta efeknya terhadap metabolisme lemak dalam tubuh.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuh yang ideal, sebaiknya konsumsi alkohol dikurangi dan diimbangi dengan gaya hidup sehat.
Baca juga: Perbedaan antara cocktail dan mocktail, ini penjelasannya
Baca juga: Bea Cukai Bali Nusra sumbang Rp5,3 triliun penerimaan negara
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025