Banda Aceh (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan masih mempunyai hutang kepada Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem untuk berkunjung ke tanah rencong, dan bakal dipenuhinya.
"Saya masih hutang sama Mualem, saya harus ke Aceh. Saya harus ke semua provinsi. Ini hutang saya. Saya mohon maaf karena belum sampai,” kata Presiden Prabowo saat menyapa Mualem secara virtual di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Prabowo saat menyapa khusus Mualem pada sesi tanya jawab di acara panen raya serentak dengan 14 provinsi via konferensi video.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo mengapresiasi kerja keras para petani, karena tanpa pangan negara ini tidak ada, tanpa pangan tidak ada NKRI.
Dirinya sangat memberikan penghargaan kepada para petani yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara. Orang di kota-kota, banyak yang tidak tahu bagaimana perjuangan petani menyediakan bahan pangan.
Baca juga: Prabowo targetkan 80 ribu koperasi desa dilengkapi truk hingga apotek
“Kesulitan saudara-saudara petani adalah kesulitan kita semua. Karena itu, jika ada masalah atau kendala harus segera disampaikan agar kita cari jalan ke luar bersama,” ujarnya.
Prabowo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan di semua tingkatan, para menteri terkait, TNI/Polri atas panen raya, ini adalah bukti kerja keras semuanya dalam upaya memberi kemudahan kepada para petani.
"Kerja keras saudara semua layak mendapatkan penghormatan dari rakyat,” kata Presiden Prabowo.
Sebelumnya, Gubernur Aceh melaporkan kepada Presiden Prabowo tentang kebutuhan Aceh dalam rangka meningkatkan produksi padi di masa mendatang.
Untuk meningkatkan produksi gabah, Aceh membutuhkan saluran irigasi, penambahan pupuk, traktor dan alat potong padi.
“Pak Presiden, saat ini di Aceh masih ada lahan sawah tadah hujan karena ketiadaan irigasi. Di Aceh Utara saja, setidaknya ada sembilan kecamatan yang belum dialiri irigasi,” katanya.
Usai pelaksanaan panen raya, Gubernur Aceh menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh membutuhkan dukungan dari Pemerintah Pusat untuk mencapai target sebagai lumbung padi nasional.
“Untuk mencapai target, maka kita membutuhkan dukungan dari Pemerintah Pusat. Tadi, saya sudah menyampaikan langsung kepada Presiden,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk 2024, produksi gabah Aceh mencapai sebesar 1,4 juta ton, sehingga menempatkan Aceh di peringkat delapan lumbung pangan nasional.
"Dengan berbagai program yang telah dirumuskan, pada 2025 ini Aceh menargetkan produksi gabah 1,6 juta ton," demikian Mualem.
Baca juga: Prabowo panen raya hingga saksikan pembelian gabah di Majalengka
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025