Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menginginkan agar spanduk serta bendera partai diturunkan agar suasana di ibu kota menjadi lebih bersih dan indah.
“Dulu, kalau ada acara partai, benderanya itu bisa dipasang sebulan, nggak ada yang nurunin. Benderanya sudah sobek-sobek, sudah jelek banget. Saya bilang sama Kepala Dinas terkait, kepada Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), "Sudah nggak boleh lagi." Sekarang maksimum 2-3 hari setelah acara, kalau nggak diturunkan, kita yang menurunkan,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.
Meskipun Pramono merupakan anggota partai, namun ia mengakui keberadaan bendera dan spanduk partai yang sudah usang dapat mengganggu keindahan kota.
Pria yang akrab disapa Pram itu pun mengaku tidak peduli jika ia dikritik terkait keputusannya untuk membersihkan spanduk dan bendera partai di Jakarta.
“Walaupun yang telepon saya ketua umum, sahabat saya, saya bilang, saya harus adil buat semuanya,” ujar Pramono.
Tak hanya menurunkan bendera dan spanduk partai, dia juga berupaya merapikan Kota Jakarta dengan membersihkan tiang-tiang monorel yang mangkrak.
Selain itu, dia meminta agar ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta dapat diperbanyak, sehingga ke depannya Jakarta dapat menjadi kota yang bersih dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Lebih lanjut, Pramono memberikan arahan kepada jajarannya agar tidak meremehkan hal-hal kecil yang terjadi di lapangan.
Dia menilai terkadang hal-hal kecil yang dilakukan dapat bermakna besar bagi ibu kota.
“Untuk bekerja membuat indah Jakarta, inilah yang menjadi tanggung jawab kita yang paling utama. Kadang-kadang hal kecil bermakna besar, tetapi kita biarkan dan berlangsung begitu lama,” ungkap Pramono.
Baca juga: Pramono imbau jajarannya untuk komunikasikan kebijakan secara jujur
Baca juga: Pramono sebut peran ayah penting bangun budaya antikorupsi sejak dini
Baca juga: Pramono bantah Jakarta sebagai kota terpadat di dunia
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































