Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan perjanjian bilateral baru antara Indonesia dan Australia bidang pertahanan dan keamanan dari atas geladak heli kapal induk Australia HMAS Canberra, Sydney, Australia, Rabu.
Dalam sesi pernyataan bersama dua pemimpin negara, Prabowo dan Albanese menjelaskan Indonesia dan Australia telah menyepakati poin-poin substantif dalam perundingan perjanjian baru bidang keamanan dan pertahanan tersebut.
"Perjanjian ini menjadi dasar komitmen bagi pemimpin Australia dan Indonesia, beserta jajaran menteri dari dua negara, untuk saling bertemu secara berkala membahas masalah-masalah keamanan, merancang bersama kegiatan-kegiatan bidang keamanan yang bermanfaat bagi dua negara, dan jika dua negara dalam keadaan terancam, dua negara juga membahas bersama-sama langkah apa-apa saja yang harus ditempuh, baik itu dari negara itu sendiri maupun secara bersama-sama, untuk menghadapi ancaman tersebut," kata PM Albanese menjelaskan beberapa poin krusial dari perjanjian bilateral bidang pertahanan Indonesia-Australia di geladak heli HMAS Canberra, Rabu.
Dalam kesempatan yang sama, PM Albanese menyebut perjanjian tersebut sebagai perpanjangan tangan dari perjanjian kerja sama pertahanan (DCA) dua negara yang telah diteken pada 29 Agustus 2024.
"Perjanjian ini menunjukkan hubungan dua negara yang semakin kuat, termasuk untuk rakyat Australia dan Indonesia," kata Albanese.
PM Albanese kemudian mengumumkan dirinya berencana terbang langsung ke Jakarta pada Januari 2026 untuk bersama-sama Presiden Prabowo meneken perjanjian bilateral terbaru bidang pertahanan Indonesia-Australia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menilai perjanjian bilateral bidang pertahanan antara Indonesia dan Australia sebagai dokumen kerja sama yang penting bagi dua negara. Oleh karena itu, Presiden Prabowo menyambut baik kesepakatan yang berhasil dicapai oleh dua negara dalam perundingan perjanjian tersebut.
"(Perjanjian ini, red.) meneguhkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama bidang pertahanan dan keamanan, sekaligus menegaskan keinginan kami untuk mempererat persahabatan kami, dan sebagai mitra, sebagai tetangga dekat, kami ingin terus memperkuat dan senantiasa menjamin keamanan dua negara. Menurut saya, tujuan-tujuan itu yang menjadi inti dari perjanjian ini," ujar Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo kemudian menegaskan kembali kebijakan politik luar negeri Indonesia, yaitu kebijakan bertetangga yang baik (good neighbor policy).
"Saya percaya kepada kebijakan bertetangga yang baik. Tetangga yang baik itu sangat penting. Tetangga yang baik akan saling membantu pada masa-masa sulit. Bagi kami, orang Indonesia, kami punya istilah, saat kita menghadapi situasi darurat, tetanggalah yang akan membantu kita. Saudara kita mungkin tinggal jauh, dan orang yang terdekat adalah tetangga kita, dan hanya tetangga yang baik yang akan saling membantu satu sama lain," kata Presiden Prabowo.
Pernyataan bersama di HMAS Canberra merupakan rangkaian dari agenda kenegaraan Presiden Prabowo di Sydney, Australia, Rabu.
Presiden Prabowo mengawali agenda kenegaraannya di kediaman resmi PM Albanese, Kirribilli House, Rabu pagi, dan bertemu empat mata dengan tuan rumah. Selepas itu, Presiden Prabowo melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Admiralty House dan bertemu dengan Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn.
Baca juga: Prabowo, Albanese sampaikan hasil pertemuan di geladak HMAS Canberra
Baca juga: Di Admiralty House, Sam Mostyn sambut kunjungan perdana Prabowo
Baca juga: Prabowo beri hormat bendera tentara Australia saat Upacara Kenegaraan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi, Mentari Dwi Gayati
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































