Poros Tengah Beijing buka lebih banyak area warisan budaya untuk umum

Menurut kantor penerapan dan perlindungan warisan budaya di Poros Tengah Beijing, ibu kota China itu akan memanfaatkan sumber daya warisan dunianya yang unik untuk meningkatkan peran sebagai pusat pertukaran internasional, mengembangkan poros tengah itu menjadi wadah untuk acara-acara internasional dan kegiatan diplomatik di bawah panduan Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia.

Pihak otoritas berencana mengintensifkan upaya guna melestarikan dan menampilkan sejarah dan budaya Poros Tengah Beijing, termasuk upaya untuk mempromosikan kreasi sastra dan seni yang relevan, meluncurkan rute wisata yang lebih disesuaikan, serta meningkatkan proyek pembaruan perkotaan di daerah sekitarnya.

Beijing memiliki sejarah lebih dari 3.000 tahun dan telah menjadi ibu kota China selama 870 tahun, menjadikannya gudang harta karun warisan budaya.

Membentang sepanjang 7,8 km dari Gerbang Yongding di selatan hingga Menara Lonceng (Bell Tower) dan Menara Genderang (Drum Tower) di utara, Poros Tengah Beijing dibangun berdasarkan filosofi arsitektur kuno untuk menciptakan tata letak yang ideal bagi sebuah ibu kota.

Poros Tengah Beijing dapat ditelusuri kembali ke era Dinasti Yuan (1271-1368) pada abad ke-13, sementara panjangnya ditambah pada era dinasti Ming dan Qing (1368-1911). Pada Juli 2024, Poros Tengah Beijing secara resmi dicantumkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Setelah masuk dalam daftar warisan dunia, kunjungan ke objek-objek wisata di sepanjang Poros Tengah Beijing melonjak secara signifikan.

Sebuah laporan dari Tongcheng Travel menunjukkan bahwa situs budaya dan sejarah masih menjadi andalan bagi konsumsi wisata budaya di Beijing, dengan Poros Tengah Beijing menjadi destinasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional.

Altar Dewa Pertanian di kompleks Istana Qingcheng dan Menara Panahan Zhengyangmen, yang keduanya dibangun pada era Dinasti Ming (1368-1644), baru-baru ini telah dibuka untuk umum.