Balikpapan (ANTARA) - Tim Identifikasi Korban Bencana Disaster (Victim Identification/DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Rumah Sakit Bhayangkara Kota Balikpapan melaksanakan proses identifikasi ilmiah terhadap jasad korban kapal feri Muchlisa yang tenggelam di perairan Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Kami lakukan proses identifikasi secara ilmiah sebagai bentuk kontribusi dan tanggung jawab moral kami dalam setiap peristiwa bencana di wilayah Kaltim,” kata Kabiddokkes Polda Kaltim Kombes Pol Nelson Situmorang saat memberikan keterangan pers menyangkut korban kapal tenggelam di Kota Balikpapan, Rabu.
Tim mengumpulkan data antemortem dari pihak keluarga dan rekan kerja korban, termasuk ciri-ciri fisik serta informasi medis semasa hidup. Tim sudah bekerja sejak hari pertama setelah insiden.
"Saat ini proses postmortem tengah berlangsung di RS Bhayangkara Kota Balikpapan di bawah kendali Karumkit Kombes Pol Priyo Nugroho," katanya.
Proses rekonsiliasi data antemortem dan postmortem menjadi kunci utama menentukan identitas jenazah secara sah, sedangkan apabila ditemukan kesesuaian pada satu indikator primer atau dua indikator sekunder maka identifikasi dianggap sah secara ilmiah dan sesuai protokol internasional.
Baca juga: SAR kerahkan teknologi bawah air cari korban feri tenggelam di Penajam
Ia menjelaskan pemeriksaan primer mencakup sidik jari, catatan gigi (odontogram), dan pencocokan DNA, sedangkan pemeriksaan sekunder meliputi tanda khusus di tubuh dan barang-barang pribadi korban.
Dalam pelaksanaan, tim forensik bekerja sama dengan tim Indonesia (Automatic Fingerprint Identification System/INAFIS ) Polda Kaltim serta tenaga medis spesialis, termasuk dokter forensik dan dokter gigi forensik.
"Pemeriksaan properti yang ditemukan bersama jasad juga dilakukan sebagai bagian dari penunjang identifikasi," ujarnya.
Kepala RS Bhayangkara Kota Balikpapan Kombes Pol Priyo NugrohoProses mengatakan pengumpulan data antemortem telah dilakukan sejak korban dinyatakan hilang. Setelah informasi kecelakaan diterima dan dua orang dinyatakan hilang langsung melakukan wawancara
Wawancara tersebut dilakukan dengan keluarga, teman kerja, hingga pihak-pihak yang terakhir berinteraksi dengan korban dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Ia menjelaskan proses itu memungkinkan percepatan dalam pencocokan data, sedangkan tim DVI dapat segera menentukan apakah jenazah telah teridentifikasi secara positif atau belum.
“Semua dilakukan secara ilmiah dan profesional, optimalkan potensi yang ada dan kolaborasi erat dengan Basarnas, Polairud, Brimob, penyelam, serta instansi terkait lainnya,” kata dia.
Sebanyak dua kru KMP Muchlisa, yakni Ilham dan Khayu Mutiara Purwati, dinyatakan hilang setelah kapal feri itu tenggelam pada Senin (5/5). Keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kedalaman 12 meter oleh tim SAR gabungan.
Jenazah Ilham ditemukan pada Selasa (6/5) dan jasad Khayu Mutiara Purwati ditemukan pada Rabu (7/5). Jenasah dievakuasi ke RS Bhayangkara Kota Balikpapan untuk proses identifikasi.
Baca juga: SAR Balikpapan temukan korban kapal tenggelam di kedalaman 12 meter
Baca juga: Kelasi kapal tenggelam di Perairan Penajam ditemukan meninggal
Baca juga: Tim SAR temukan satu korban feri tenggelam di Teluk Balikpapan
Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan/Muhammad Solih Januar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025