Pola asuh tanpa kekerasan bikin anak lebih percaya diri dan kuat

1 hour ago 1
Namun, hasil dari pola asuh tanpa kekerasan akan terlihat dalam jangka panjang. Anak akan tumbuh dengan karakter yang lebih positif, percaya diri, dan kuat

Natuna (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menyebutkan pola pengasuhan yang baik akan menjauhkan anak dari kekerasan maupun cedera fisik dan psikis.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DP3AP2KB Natuna Yuli Ramadhanita di Natuna, Selasa, mengatakan pentingnya menerapkan pola asuh tanpa kekerasan dalam keluarga sebagai upaya membentuk karakter positif. Pola asuh tanpa kekerasan melindungi anak dari cedera fisik dan psikis.

“Pola asuh akan membentuk karakter anak. Jika salah dalam mengasuh, maka tumbuh kembang anak bisa bermasalah,” ucap Yuli

Ia menjelaskan kunci utama dalam pengasuhan tanpa kekerasan adalah komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.

Komunikasi efektif, kata dia, merupakan proses dua arah yang bertujuan saling memahami, dimana orang tua dapat menyampaikan pesan dengan jelas, sekaligus mendengarkan pendapat anak dengan baik.

Baca juga: Menteri PPPA: Medsos sebabkan orang tua sulit terapkan pola asuh anak

Menurut dia, komunikasi positif mengedepankan penggunaan kata dan nada bicara yang baik. Setiap kata yang disampaikan bersifat positif, sedangkan nada bicara harus lembut dan tidak membentak, terutama saat memberikan instruksi atau menegur.

“Misalnya ubah kalimat negatif menjadi positif. Seperti ‘ayah atau Ibu yakin kamu bisa’, bukan ‘kamu pasti tidak bisa’ atau ‘masa begitu saja tidak bisa’,” katanya mencontohkan.

Dalam pola asuh positif, lanjut dia, anak perlu diberikan ruang untuk berekspresi serta waktu untuk merespons. Orang tua diharapkan lebih sabar dan tidak terburu-buru menuntut jawaban, apabila bertanya saat anak melakukan kesalahan.

Suasana yang aman perlu diciptakan agar anak merasa nyaman berbicara tanpa takut dihakimi, dimarahi, atau dihukum secara berlebihan.

Baca juga: Psikolog ungkap peran orang tua cegah anak kecanduan gim online

Yuli mengakui penerapan pola asuh tanpa kekerasan membutuhkan kesabaran ekstra, kemampuan mengelola emosi, serta konsistensi, terutama bagi keluarga yang belum terbiasa dengan pendekatan tersebut.

Tantangan juga dapat muncul, kata dia, dari pengaruh pola asuh tradisional dan kurangnya pengetahuan mengenai metode pengasuhan positif.

“Namun, hasil dari pola asuh tanpa kekerasan akan terlihat dalam jangka panjang. Anak akan tumbuh dengan karakter yang lebih positif, percaya diri, dan kuat,” ujarnya.

Yuli mengatakan orang tua merupakan madrasah atau pendidik pertama bagi anak, sementara lingkungan lainnya baik keluarga besar, sekolah, masyarakat hingga pemerintah merupakan pendukung dalam membentuk karakter anak.

"Orang tua berperan penting dalam menentukan masa depan anak," kata Yuli Ramadhanita.

Baca juga: Mendukbangga cek Tamasya Asri pastikan anak dapat pola asuh yang layak

Pewarta: Muhamad Nurman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |