Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut isu batas laut dan darat antara Malaysia dan Indonesia yang tertunda 45 tahun terakhir telah diurai dalam pertemuan konsultasi dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
"Berbagai isu telah diurai dengan tegas, berani, dan bijaksana. Mulai dari penyelesaian batas laut dan darat yang tertunda selama 45 tahun terakhir, hingga penandatanganan investasi lintas batas di sektor energi terbarukan, teknologi digital, dan ketahanan pangan, yang berarti bahwa ini bukan sekadar proses diplomasi biasa, melainkan komitmen nasional yang dilandasi pragmatisme," kata Anwar Ibrahim dalam keterangan usai pertemuan dengan Prabowo di Jakarta, Selasa.
Anwar menyampaikan secara garis besar pertemuan itu masih dalam kerangka Konsultasi Tahunan ke-13, di mana Malaysia dan Indonesia telah membuktikan bahwa nilai-nilai dan warisan sejarah, kedekatan budaya, serta kepemimpinan yang kuat dan berprinsip dapat menjadi pilar kerja sama bilateral yang kokoh.
"Hari ini, saya, bersama Presiden Prabowo Subianto, telah menorehkan babak penting lainnya dalam hubungan strategis kedua negara yang berkerabat ini," jelasnya.
Malaysia dan Indonesia sepakat bahwa penyelesaian perbatasan merupakan simbol kedaulatan dan rasa saling percaya.
Baca juga: Indonesia-Malaysia membahas upaya permudah perdagangan lintas batas
Kedua negara teguh dalam komitmen untuk mengangkat dan membela nasib para nelayan, pekerja migran, dan masyarakat perbatasan dengan kebijakan yang bermartabat dan manusiawi.
"Oleh karena itu, ICQS (Integrated Customs, Immigration, Quarantine and Security) Serikin akan menjadi katalis baru bagi kesejahteraan di wilayah perbatasan Sarawak-Kalimantan," kata Anwar.
Ajang negosiasi ini, kata Anwar, juga memungkinkan kerja sama yang lebih mendalam pada masa mendatang di bidang kesehatan, pendidikan tinggi, industri halal, dan digitalisasi.
"Dengan demikian, hal ini tentu akan berkontribusi pada penguatan hubungan kedua negara, sekaligus merintis arah ASEAN yang lebih bersatu di masa depan dan siap menghadapi tantangan global, dari Myanmar hingga Gaza," terangnya.
Baca juga: PM Anwar: Pelanggaran gencatan senjata Kamboja-Thailand sudah diatasi
Dalam kerangka ASEAN, Malaysia akan terus memainkan peran proaktif dalam menangani konflik regional dengan tegas dan bijaksana, sebagaimana diwujudkan dalam Pertemuan Khusus Kamboja-Thailand di Kuala Lumpur, Senin (28/7).
Anwar menyampaikan bahwa dunia memperhatikan, dan Malaysia tidak akan beranjak dari prinsip-prinsip keadilan, perdamaian, dan budaya wacana yang sehat.
Dia menegaskan bahwa Malaysia tidak akan memilih jalan yang nyaman dan hanya bersikap reaktif. Malaysia, kata dia, akan memimpin dengan agenda yang jelas, membangun dengan nilai-nilai, dan bergerak di atas kekuatan prinsip.
"Hubungan Malaysia-Indonesia saat ini akan terukir sebagai kendaraan yang ampuh bagi kebangkitan regional yang tegas dan bermartabat," kata Anwar.
Baca juga: Menlu: Presiden Prabowo dan PM Anwar diskusi hambatan dagang dua negara
Baca juga: Airlangga: Indonesia-Malaysia bahas RCEP hingga hubungan bilateral
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.