Makassar (ANTARA) - Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirbelmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Dr Berry Juliandi, menyoroti keistimewaan lokasi KKN Kebangsaan yang berada di kawasan Geopark Maros-Pangkep, yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Dr Berry mengatakan wilayah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat penelitian sains global karena kekayaan geologis dan keanekaragaman hayatinya.
“Pulau Sulawesi, termasuk kawasan Maros dan Pangkep, merupakan laboratorium alam yang sangat kaya dan menjadi perhatian ilmuwan dunia. Kalian beruntung bisa belajar dan berkontribusi langsung di kawasan yang luar biasa ini,” ujarnya pada pembukaan KKN Kebangsaan XIII di Hutan Pendidikan Bengo-bengo, Kabupaten Maros, Sulsel, Rabu.
Berry menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada panitia penyelenggara serta Pemerintah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep atas dukungan dan kolaborasi yang luar biasa dalam menyukseskan pelaksanaan KKN Kebangsaan tahun ini.
Baca juga: Menghidupkan spirit Kasim dalam KKN Kebangsaan
“Seluruh upaya dan komitmen dengan semangat kolaboratif telah menghadirkan KKN Kebangsaan yang bermanfaat dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, mahasiswa akan menjalankan aksi nyata sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing yang telah dipelajari di kampus, dan kini akan diterapkan langsung di lapangan sebagai bentuk kontribusi bagi masyarakat.
“Biasanya, mahasiswa akan melakukan aksi nyata sesuai bidang ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, dan kini diterapkan di lapangan. Kita melihat proses ini sebagai bentuk kontribusi konkret mahasiswa,” lanjutnya.
Menurut dia, KKN Kebangsaan bukan sekadar penerapan ilmu namun juga merupakan wahana untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan penghargaan terhadap keberagaman.
Baca juga: Kemendikbud: KKN Kebangsaan beri kontribusi untuk pembangunan Maluku
Baca juga: 10 delegasi KKN Kebangsaan Unja dikirim ke perbatasan RI-Malaysia
“Dengan bertemu mahasiswa dari berbagai daerah, kalian akan melihat dan merasakan betapa beragamnya Indonesia, khususnya kekayaan budaya di Sulawesi Selatan. Ini adalah pembelajaran yang tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga melalui interaksi langsung dengan masyarakat,” paparnya.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.