Kediri (ANTARA) - Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar tasyakuran penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk tiga tokoh dari Jawa Timur.
Tiga tokoh itu adalah Presiden ke-4 RI K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tokoh buruh Marsinah dan ulama sekaligus tokoh penting dalam penyebaran Islam di Nusantara dari Bangkalan yakni Syaikhona Kholil.
"Syaikhona Kholil adalah mahaguru Nahdlatul Ulama, hampir semua masyayikh NU adalah murid beliau. Gus Dur adalah pendiri PKB dan tokoh perubahan di NU, sedangkan Marsinah adalah pejuang buruh yang tak kenal takut dalam memperjuangkan keadilan. Ketiganya adalah teladan dan inspirasi bagi kader PKB dan kader NU,” kata Ketua DPC PKB Kota Kediri K.H. Abdul Muid dalam keterangannya di Kediri, Rabu.
Kegiatan tasyakuran tersebut digelar di Kantor DPC PKB Kota Kediri, Jalan K.H. Abdul Karim, Lirboyo, Kota Kediri.
Acara diikuti oleh pengurus DPC PKB Kota Kediri bersama ratusan santri putri dari Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri. Mereka turut khusyuk membaca dan menuntaskan khataman Al-Quran yang dilakukan sebagai bentuk tasyakuran tersebut.
Gus Muid, sapaan akrabnya menyampaikan rasa syukur sekaligus kebanggaannya atas keputusan pemerintah yang menetapkan ketiganya sebagai pahlawan nasional tersebut.
Pemberian gelar kehormatan tersebut dilakukan oleh Presiden Prabowo bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, 10 November di Jakarta.
Pihaknya berharap semangat perjuangan dan nilai-nilai keteladanan dari ketiga tokoh tersebut dapat terus menginspirasi seluruh kader partai, santri, serta masyarakat luas untuk berjuang demi kemaslahatan umat dan keadilan sosial.
Baca juga: Khofifah apresiasi Gus Dur, Syaikhona Kholil, Marsinah jadi pahlawan
Sementara itu, di Jombang, istri dari Presiden ke-4 RI K.H. Abdurrahman Wahid yakni Sinta Nuriyah dan putrinya ziarah ke makam sang suami di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Selasa (11/11).
Sinta Nuriyah mengatakan bahwa pemikiran Gus Dur akan selalu hidup di tengah masyarakat.
“Pemikiran Gus Dur tentang kemanusiaan, demokrasi, keadilan, dan toleransi tidak akan pernah luntur. Itu adalah peninggalan besar yang akan terus diperjuangkan,” kata dia.
Dirinya juga menilai bahwa Gus Dur lebih dari sekadar pahlawan nasional, tapi juga pahlawan sejati. Kendati sudah wafat, banyak yang mengunjungi, mendoakan.
Sementara itu, Yenny Wahid juga menyampaikan terimakasih atas penghargaan yang diberikan kepada ayahnya.
“Kami sekeluarga berterima kasih dan menerima dengan penuh kerendahan hati gelar yang diberikan pemerintah. Ini menjadi simbol bahwa perjuangan Gus Dur selama ini dianggap penting oleh negara,” kata dia.
Baca juga: PKB apresiasi pemerintah anugerahi Gus Dur jadi Pahlawan Nasional
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































