Jakarta (ANTARA) - Penjabat (Pj.) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Zulfa Mustofan menyambangi sejumlah pesantren di Jawa Timur untuk melaksanakan rapat dan musyawarah internal sebagai bagian dari konsolidasi dan penguatan kepemimpinan jam’iyyah NU.
Zulfa mengawali rangkaian agenda di Jawa Timur dengan berkunjung ke kediaman Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya.
“Silaturahmi dan musyawarah dengan Rais Aam merupakan bagian dari adab jam’iyyah NU. Di sinilah kita meneguhkan khidmah, menjaga sanad keilmuan, dan memastikan setiap langkah organisasi tetap berada dalam tuntunan para ulama,” kata Zulfa dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Baca juga: NU ajak masyarakat terlibat aktif aksi solidaritas bencana Sumatra
Zulfa bersama Wakil Rais ‘Aam PBNU, KH. Anwar Iskandar, dan Wakil Sekjen Gus Maksum Faqih melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri. Di pesantren tersebut, rombongan PBNU sowan dan bersilaturahmi dengan KH. Nurul Huda Djazuli.
Rangkaian silaturahmi kemudian ditutup dengan sowan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, tepatnya di kediaman KH. Kafabihi Mahrus.
Menurut Zulfa, sowan kepada para masyaikh pesantren bukan sekadar agenda kunjungan, melainkan ikhtiar menjaga tradisi NU yang berakar pada adab dan persatuan ulama.
“NU dibangun dengan adab, persatuan, dan khidmah. Sowan kepada para kiai adalah ikhtiar menjaga keutuhan jam’iyyah agar NU tetap kokoh dalam membimbing umat dan menjaga persatuan,” ujarnya.
Rangkaian sowan ini menjadi bagian dari upaya PBNU untuk menguatkan ukhuwah ulama, menjaga marwah organisasi, serta memastikan Nahdlatul Ulama tetap istiqamah dalam khittah perjuangannya.
Baca juga: PWNU Jatim tidak memihak terkait polemik PBNU
Baca juga: Pj Ketum PBNU lakukan silaturahim ke Bandung guna perkuat solidaritas
Baca juga: Rais Aam PBNU resmikan Markaz Turats Ulama Kudus simpan karya ulama
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































