Pj Gubernur: Banjir ekstrem di Sulsel berstatus tanggap darurat 

3 hours ago 2
Jadi ada 1.098 jiwa yang terdampak bencana banjir dan Alhamdulillah kita membantu saudara kita terdampak banjir ini. Memang ke depan kita harus memikirkan solusi permanen

Makassar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Fadjry Djufry menyebut banjir ekstrem dipengaruhi hujan lebat yang melanda empat kabupaten dan kota di provinsi itu seperti Kabupaten Maros, Pangkep, Gowa, dan Kota Makassar, sudah dikategorikan berstatus tanggap darurat.

"Dari Pemprov dan Bupati Maros sudah memberikan bantuan, paling tidak ini tanggap darurat. Ini harus dipikirkan solusi permanen secara bersama-sama oleh pemimpin definitif nantinya," ujar Fadjry Djufry disela memantau Blok 8 Perumnas Antang, Makassar, Rabu.

Menurut dia, melihat beberapa titik banjir, salah satunya di Kecamatan Manggala dan sekitarnya, di Kota Makassar ketinggian air dari betis hingga dada orang dewasa. Bahkan dampak banjirnya telah telah mencapai seribuan orang.

"Jadi ada 1.098 jiwa yang terdampak bencana banjir dan Alhamdulillah kita membantu saudara kita terdampak banjir ini. Memang ke depan kita harus memikirkan solusi permanen," tuturnya.

Baca juga: Bendungan Lekopancing meluap, Maros dikepung banjir setinggi 1-2 meter

Djufry mengatakan laporan dari warga yang terdampak di lokasi bahwa hampir tiap tahun terjadi banjir. Sejak Desember 2024 juga sama terdampak dan tahun ini dampak semakin besar dengan ketinggian air lebih tinggi dari tahun lalu.

"Oleh karena itu bagaimana mitigasi ini supaya dampak banjir ini tidak terulang, Pemkot dan Pemprov serta Kementerian PU (Pekerjaan Umum) agar duduk bersama," ucapnya.

Saat disinggung dampak banjir kali ini disebabkan pintu air pelimpahan Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa dibuka sejak kemarin dengan alasan elevasi melebihi batas normal bendungan, kemudian mengalir deras ke sungai wilayah Kabupaten Maros, Gowa, dan Kota Makassar, kata dia, bukan faktor itu

"Pasti ini (buka pintu air bendungan) bukan hanya satu faktor ini. Yang namanya Daerah Aliran Sungai (DAS) harus kita lihat, yang mana memberikan kontribusi yang besar terhadap banjir ini. Karena pasti ada beberapa faktor, termasuk pendangkalan DAS, pengaruh lingkungan di sekitar Kota Makassar," katanya.

"Ini pendekatannya harus terintegrasi dari hulu ke hilir, karena ini berulang tiap tahun, sehingga harus ada solusi permanen. Kita tidak inginkan ketika masuk bulan November, Desember, dan Januari, di Sulsel tenggelam (banjir berulang)," katanya.

Selain meninjau titik banjir di Kecamatan Manggala, Djufri juga menyerahkan bantuan pangan kepada korban terdampak di Perumnas Antang, sekaligus memastikan penanganan bencana banjir di daerah itu berjalan dengan baik.

Baca juga: Unhas: Indeks Risiko Bencana tertinggi Sulsel ada di Kabupaten Luwu

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |