Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Aviliani berpendapat diplomasi internasional yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, berpotensi menarik investasi sekaligus mengerek pertumbuhan ekonomi domestik.
Menurutnya, pidato di markas PBB kemarin membuat posisi Prabowo di kancah internasional makin diperhitungkan. Hal tersebut dinilai juga ikut menempatkan Indonesia pada posisi strategis untuk menarik investasi dan kerja sama global.
“Pak Prabowo sekarang di mata dunia sangat diperhitungkan. Jadi, sebenarnya ini momentum baik. Kalau orang sudah dipercaya, mau minta apa saja pasti bisa,” kata Aviliani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Namun, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu menggarisbawahi potensi efek diplomasi Prabowo perlu diimbangi dengan kesiapan domestik, terutama dari aspek birokrasi maupun perizinan berusaha.
Birokrasi yang lambat dan prosedur yang rumit dinilai masih menjadi tantangan utama bagi Indonesia dalam memaksimalkan peluang global.
“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika investor masuk ke Indonesia, banyak persoalan yang mereka akhirnya tidak jadi. Birokrasi ini menjadi masalah dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Kondisi demografi suatu negara disebut menjadi salah satu faktor krusial yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Sebab, jumlah penduduk usia produktif mempengaruhi konsumsi dan investasi.
Hal itu tercermin pada tren pertumbuhan ekonomi global, di mana pertumbuhan 4-5 persen ke atas umumnya diperoleh negara berkembang, sementara negara maju cenderung berada pada level 2-3 persen.
Aviliani mengatakan situasi sejumlah negara maju kini mengalami pertumbuhan konsumsi yang lambat akibat populasi menua, sehingga investasi juga cenderung menurun. Sebaliknya, negara-negara berkembang masih memiliki permintaan domestik yang kuat dan peluang investasi tinggi.
“Tidak ada orang yang mau berinvestasi ketika konsumsi turun. Nah, sekarang tinggal bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia,” ujar dia pula.
Baca juga: Ekonom yakin Menkeu dan Menkop baru punya kapabilitas mumpuni
Baca juga: IHSG variatif di tengah ekspektasi membaiknya ekonomi domestik
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.