Piagam PBB dinilai tetap penting dalam menjaga perdamaian global

1 week ago 4

PBB (ANTARA) - Tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi landasan dalam membentuk tatanan internasional pasca-Perang Dunia II dan tetap penting untuk menjaga perdamaian serta keamanan global, kata Presiden Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) sesi ke-79 Philemon Yang.

Piagam PBB, yang disahkan menyusul kehancuran besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencerminkan komitmen bersama untuk "menyelamatkan generasi penerus dari bencana perang" melalui kerja sama internasional, kesetaraan kedaulatan negara-negara, dan penghormatan terhadap martabat manusia universal, ujar Yang dalam wawancara tertulis dengan Xinhua baru-baru ini.

Piagam PBB ditandatangani di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS), pada 1945 oleh perwakilan dari 50 negara. Piagam itu terlahir dari tekad bersama untuk memastikan kengerian dua perang dunia tidak akan terulang kembali, kata Yang.

"Piagam PBB mencerminkan janji sakral untuk membangun sistem internasional baru yang berakar pada kerja sama, sikap saling menghormati, dan kesetaraan kedaulatan semua negara," kata Yang.

Presiden UNGA itu menekankan bahwa selama 80 tahun terakhir, prinsip-prinsip Piagam PBB menjadi pilar diplomasi multilateral, mencegah pecahnya perang dunia baru, mendorong dekolonisasi, mengurangi kemiskinan global, dan menyediakan wadah untuk menghadapi tantangan bersama.

"Ketika dunia terus menghadapi krisis serius, Piagam ini memungkinkan PBB berfungsi sebagai forum dialog dan penjaga perdamaian," tutur dia.

Meski PBB jauh dari sempurna, nilai-nilai yang tetap bertahan terletak di dalam visinya tentang diplomasi, bukannya kekerasan, serta seruannya tentang aksi bersama demi dunia yang lebih adil, damai, dan aman, ujar Yang.

"Kita harus terus memanfaatkan semangat San Francisco, yang melahirkan Piagam PBB dan terus menginspirasi aksi yang berani, kooperatif, serta berlandaskan prinsip demi generasi mendatang," ujar Yang menambahkan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |