Jakarta (ANTARA) - Peta Jalan Nasional Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk mendukung Transisi Energi Indonesia 2025–2060 (Specialized Workforce for Indonesia’s Future Transition/SWIFT Roadmap 2025–2060) resmi diluncurkan di Jakarta, Rabu.
Proyek SWIFT sendiri merupakan kerja sama antara Energy Transition Partnership (ETP) United Nations Office for Project Services (UNOPS) bersama konsorsium yang terdiri atas Neyen Consulting, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), dan Swiss German University (SGU).
“Transisi energi bukan hanya soal teknologi dan investasi, tetapi juga kesiapan SDM kita. Proyek SWIFT hadir untuk memastikan kita punya strategi yang menyeluruh dari hulu ke hilir,” ujar Manajer Riset dan Penanggung Jawab Konsorsium PYC Massita Ayu dalam keterangan resmi.
Ia menambahkan, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mendukung transisi energi nasional menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, dengan menyiapkan tenaga kerja spesialis yang kompeten, adaptif, dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: PLN IP siap jadi pemain kunci transisi energi lewat implementasi RUPTL
Proyek SWIFT menjadi landasan penting dalam menjawab kebutuhan akan keterampilan baru di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), serta efisiensi energi yang terus berkembang.
Peta jalan ini juga merupakan salah satu hasil utama dari Proyek SWIFT, bersama pemetaan institusi dan peran badan koordinasi pengembangan tenaga kerja, dan pembuatan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI).
Lebih lanjut, pengembangan program pelatihan dan modul peningkatan kapasitas, serta rekomendasi kebijakan berbasis data untuk mendukung pembangunan SDM transisi energi secara inklusif dan berkelanjutan.
Massita mengatakan, proyek SWIFT berperan sebagai penyandang dana, fasilitator koordinasi, serta penghubung antara pemerintah Indonesia, mitra pembangunan, dan lembaga pelaksana.
Penerima manfaat utama proyek ini adalah Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca juga: PLN IP perkuat kolaborasi menuju transisi energi berkelanjutan
“Salah satu rekomendasi pemetaan peran institusi pada project, menetapkan BPSDM ESDM sebagai badan koordinasi pusat sumber daya manusia transisi energi untuk melakukan harmonisasi kebijakan bagi tenaga kerja, pendidikan, dan energi, serta mengintegrasikan rencana pengembangan sumber daya manusia dalam dokumen perencanaan nasional,” kata Massita.
Sementara itu, Penanggung Jawab Konsorsium Neyen Consulting Jeremy Buhain memproyeksikan sektor EBT dan efisiensi energi akan menciptakan lebih dari 3,5 juta lapangan kerja baru.
Jeremy berharap peta jalan ini menjadi model pengembangan SDM transisi energi yang inklusif, terintegrasi, dan berbasis data, sekaligus mendorong Indonesia mencapai target NZE secara adil dan berkelanjutan.
“Ini harus disiapkan dengan sistem pelatihan dan sertifikasi yang tepat,” kata Jeremy.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025