Lebak (ANTARA) - Perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Niaga Kabupaten Lebak, Banten, siap menampung gabah hasil panen petani di daerah itu guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kita berharap perusahaan BUMD itu nantinya memproduksi beras," kata Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya di Lebak, Minggu.
Kesiapan perusahaan BUMD Niaga Lebak dalam waktu dekat akan membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi menjadi beras.
Produksi beras tersebut bisa memenuhi ketersediaan pasar tradisional di Kabupaten Lebak juga dipasok keluar daerah.
Potensi pengembangan produksi usaha beras tersebut dalam upaya mendukung program swasembada pangan nasional juga pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem, sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Dengan demikian, usaha pertanian pangan dapat menjanjikan kesejahteraan petani jika panen padi bisa ditampung oleh BUMD Niaga Lebak dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram.
Kehadiran BUMD Niaga Lebak itu cukup jelas dan menjanjikan kehidupan usaha petani, karena hasil produksi gabah petani ditampung perusahaan daerah.
"Kami meyakini BUMD Niaga Lebak usaha petani meningkat dan menyumbangkan pendapatan ekonomi daerah," katanya, menjelaskan.
Menurut dia, produksi gabah kering pungut di Kabupaten Lebak cukup tinggi dan berdasarkan laporan Dinas Pertanian setempat tahun 2024 mencapai 662 ribu ton.
Produksi gabah kering pungut sebanyak 662 ribu ton dari dua kali musim tanam, bahkan diantaranya dipasok keluar daerah.
Karena itu, ia mengatakan melalui pembangunan RMU dari BUMD Niaga Lebak tidak ada lagi gabah dipasok keluar daerah dan gabah tersebut bisa diproses menjadi beras.
"Kami optimistis bahwa Lebak bisa memasok beras berkualitas dan bermutu ke pasaran," katanya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pemerintah daerah cukup tinggi komitmen untuk membangun sektor pertanian, karena secara langsung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani, sekaligus pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Pemerintah daerah minta petani agar meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali tanam dari sebelumnya dua kali tanam dalam setahun, sehingga dapat mendongkrak produksi pangan dan kesejahteraan petani.
"Kami meyakini dengan tiga kali tanam dalam setahun bisa menghasilkan produksi gabah di atas 1000 ton dengan luas areal sawah 52.025 hektare dan rata-rata produktivitas 7 ton gabah per hektare," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.