Pertamina NRE pacu potensi energi hijau untuk pertumbuhan ekonomi

3 hours ago 2
Membangun risk culture menjadi kunci agar setiap individu memahami perannya dalam menjaga keberlanjutan bisnis

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Power Indonesia atau Pertamina New and Renewable Energi (Pertamina NRE), selaku subholding PT Pertamina (Persero), menegaskan komitmennya untuk mengakselerasi pengubahan potensi energi hijau menjadi peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Manajemen Risiko Pertamina NRE Iin Febrian mengatakan keberhasilan transisi energi tak hanya bertumpu pada teknologi dan kebijakan, tetapi juga pada sumber daya manusia (SDM) yang berintegritas dan adaptif.

"Karena itu, membangun risk culture menjadi kunci agar setiap individu memahami perannya dalam menjaga keberlanjutan bisnis," ujar Iin dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sejalan dengan penekanan pada manusia dan budaya, Direktur Manajemen Risiko Pertamina Ahmad Siddik Badrudin menyoroti fungsi manajemen risiko sebagai pagar strategi.

"Setiap inisiatif bisnis harus bergerak dalam koridor risk appetite perusahaan, mengantisipasi potensi risiko, dan menyiapkan risk treatment yang tepat agar risiko terkelola dan nilai bisnis bertumbuh," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu komitmen Pertamina terhadap energi dan ekonomi hijau tercermin dalam Risk Management Forum 2025: Turning Green into Gold, ajang kolaborasi untuk memperkuat budaya manajemen risiko dan menyinergikan langkah lintas fungsi demi percepatan transisi energi bersih.

Tema "Turning Green into Gold" menjadi cara pandang Pertamina dan PNRE untuk mengubah tantangan pengembangan energi hijau menjadi peluang bernilai ekonomi.

Tahun ini menandai penyelenggaraan ke-10 Risk Management Forum di lingkup Pertamina dan edisi ke-3 oleh Pertamina NRE.

Risk Management Forum 2025 turut menggandeng sejumlah pihak terkait seperti Kementerian Investasi/BKPM, PT PLN (Persero), dan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Forum ini sekaligus wujud komitmen bersama antara pemerintah dan BUMN dalam mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Perencanaan BKPM Dedi Latip mengatakan pihaknya sedang menyinkronkan regulasi untuk mempercepat transisi menuju net zero emission.

RUU Energi Terbarukan, kata dia, hampir rampung dan didorong segera disahkan agar pembangunan energi bersih melaju masif.

"Indonesia punya potensi hidrogen, panas bumi, dan surya yang besar. Tugas kita memastikan potensi itu diimplementasikan, bukan sekadar dibicarakan," ujar Dedi.

Dengan regulasi yang semakin jelas dan manajemen risiko yang kian matang, potensi energi hidrogen, panas bumi, dan surya di Indonesia berpeluang lebih cepat diwujudkan menjadi manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian.

Forum ini juga menjadi ruang diskusi terbuka yang membahas berbagai hal, mulai dari regulasi, inovasi teknologi, hingga model komersialisasi, dengan tujuan agar setiap ide dapat segera bertransformasi menjadi eksekusi.

Baca juga: Pertamina NRE siap percepat upaya komersialisasi energi bersih

Baca juga: Pertamina NRE ajak anak-anak mengenal EBT lewat pendekatan baru

Baca juga: Pertamina NRE investasi di CREC, laba bersih naik 38 persen

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |