Persiapan hadapi musim kemarau agar terhindar dari risiko berbahaya

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Musim kemarau di Indonesia sering kali menjadi tantangan bagi masyarakat karena berbagai risikonya, mulai dari kekurangan air bersih hingga timbul penyakit.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah Indonesia diprediksi akan menghadapi musim kemarau mulai Mei 2025, sehingga masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.

Musim kemarau merupakan musim yang ditandai dengan suhu udara dan panas matahari yang meningkat, serta kondisi lingkungan yang cenderung kering akibat rendahnya curah hujan.

Untuk mencegah risiko yang memungkinkan terjadi pada musim kemarau, terdapat beberapa hal persiapan yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Berikut ini adalah langkah yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi musim kemarau mendatang.

Baca juga: Cuaca mulai panas, sampah saluran-sungai Kota Mataram mulai berkurang

Kelola sumber daya air dengan bijak

Ketersediaan air bersih sering menurun selama musim kemarau karena potensi turun curah air hujan yang berkurang. Untuk mengatasi hal ini, jagalah sumber air tetap bersih.

Usahakan agar sumber air tidak terkontaminasi limbah atau kotoran. Hal ini akan menjaga aliran air tetap lancar dan layak digunakan.

Lalu, gunakan air secara efisien yang sesuai kebutuhan dan hindari pemborosan air. Seperti, matikan keran saat tidak digunakan dan pakai kembali sisa air wudhu atau air cucian untuk menyiram halaman atau tanaman.

Agar tetap memiliki air bersih yang banyak saat musim kemarau, bisa membuat tandon air atau waduk untuk menjadi penampung cadangan air bersih.

Baca juga: BMKG prediksi kemarau terpanas terjadi pada Juni-Agustus 2025

Menjaga kesehatan selama musim kemarau

Saat musim kemarau tak jarang dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit, seperti dehidrasi, heat exhaustion (kelelahan akibat suhu panas), dan kondisi emergency heat stroke (serangan panas).

Untuk menjaga kesehatan, kurangi aktivitas di luar ruangan dan terpapar sinar matahari langsung pada siang hari, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00, saat matahari berada pada puncaknya.

Jika ingin beraktivitas di luar ruangan, usahakan untuk memakai topi, payung, masker medis, baju berwarna cerah, dan krim tabir surya, agar tetap melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung.

Kemudian, pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih minimal 3-4 liter per hari atau 12-16 gelas.

Perbanyak konsumsi buah yang mengandung air (semangka, pir, apel) dan sayur yang kaya akan nutrisi untuk menjaga daya tahan tubuh.

Baca juga: BMKG-Kemenhut bahas upaya pencegahan dini karhutla 2025

Antisipasi risiko kebakaran pada musik kemarau

Musim kemarau sangat rentan terhadap risiko kebakaran, baik pada lahan pertanian maupun pemukiman.

Untuk itu, usahakan untuk menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari sumber api. Jagalah barang-barang yang mudah terbakar, disimpan jauh dari sumber api untuk mencegah musibah kebakaran.

Selain itu, hindari membuang puntung rokok sembarangan dan membakar sampah di dekat area yang mudah terbakar, terutama saat kondisi kering dan panas.

Selama musim kemarau, tetap menjadi hal penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih agar mencegah penyebaran penyakit selama musim kemarau.

Selain itu, tidak dianjurkan untuk menebang pepohonan di sekitar rumah. Hal disebabkan dapat memberikan kesejukan dan mengurangi debu yang masuk ke rumah.

Persiapan untuk menghadapi musim kemarau menjadi hal yang sangat diperlukan. Dengan cara-cara di atas, masyarakat dapat meminimalkan risiko negatif dan menjaga kesehatan selama musim kemarau.

Baca juga: Kementan siapkan pompanisasi, strategi pertanian untuk musim kemarau

Baca juga: BMKG imbau kewaspadaan hadapi musim kemarau 2025 yang dimulai Mei

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |