Perbedaan model pendidikan di Pondok Pesantren dan Sekolah Umum

1 week ago 10

Jakarta (ANTARA) - Pondok pesantren dan sekolah umum merupakan dua institusi pendidikan yang memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan dan kurikulum pengajarannya. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak pondok pesantren yang telah mengintegrasikan kurikulum umum ke dalam sistem pendidikan mereka.

Secara tradisional, pondok pesantren fokus pada pendidikan agama Islam, dengan penekanan pada studi kitab kuning, tafsir, hadis, fiqih, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Santri menjadi sebutan bagi siswa di pesantren yang menjalani kehidupan yang disiplin dengan rutinitas ibadah dan pengajian yang ketat.

Di sisi lain, sekolah umum menawarkan kurikulum nasional yang mencakup mata pelajaran seperti matematika, sains, bahasa, dan ilmu sosial, dengan tujuan mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja dan pendidikan tinggi.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, banyak pondok pesantren yang mulai mengadopsi kurikulum umum di samping kurikulum agama. Langkah ini bertujuan untuk membekali santri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

Integrasi ini memungkinkan santri mendapatkan ijazah yang diakui secara nasional, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Berikut tujuh perbedaan utama antara pendidikan di pondok pesantren dan sekolah umum:

1. Kurikulum pendidikan

Pondok pesantren menekankan pendidikan agama Islam secara mendalam, termasuk studi Al Quran, Hadis, fiqih, dan bahasa Arab. Sementara itu, sekolah umum mengikuti kurikulum nasional yang mencakup berbagai mata pelajaran seperti matematika, sains, bahasa Indonesia, dan studi sosial.

2. Metode pengajaran

Di pondok pesantren, metode pengajaran tradisional seperti sorogan dan bandongan masih dominan, di mana santri belajar langsung dari kiai atau ustaz. Sebaliknya, sekolah umum lebih banyak menggunakan metode pengajaran modern dengan bantuan teknologi dan media pembelajaran.

3. Waktu belajar

Santri di pondok pesantren biasanya tinggal di asrama dan mengikuti jadwal belajar yang padat dari pagi hingga malam, termasuk kegiatan ibadah rutin. Di sekolah umum, siswa belajar selama jam sekolah yang ditetapkan, biasanya dari pagi hingga siang atau sore hari, dan pulang ke rumah setelahnya.

4. Tujuan pendidikan

Pondok pesantren bertujuan mencetak individu yang ahli dalam ilmu agama dan siap menjadi pemimpin umat. Sementara itu, sekolah umum fokus pada pengembangan akademik dan keterampilan siswa untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja atau pendidikan tinggi.

5. Kedisiplinan dan aturan

Pondok pesantren menerapkan disiplin ketat dengan aturan yang mengatur hampir semua aspek kehidupan santri, termasuk berpakaian, berbicara, dan berinteraksi. Di sekolah umum, disiplin juga diterapkan, namun dengan batasan yang lebih longgar dan fokus pada perilaku selama jam sekolah.

6. Kegiatan ekstrakurikuler

Selain fokus pada pendidikan agama, pondok pesantren sering menawarkan kegiatan seperti seni islami, kaligrafi, dan olahraga tradisional. Sekolah umum menyediakan berbagai pilihan ekstrakurikuler, mulai dari olahraga, seni, hingga klub sains dan teknologi.

7. Pendanaan dan pengelolaan

Banyak pondok pesantren yang dikelola secara mandiri oleh yayasan atau perorangan dengan sumber dana dari donasi dan kontribusi masyarakat. Sebaliknya, sekolah umum biasanya didanai dan diawasi oleh pemerintah, meskipun ada juga yang swasta dengan sumber pendanaan dari biaya pendidikan.

Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan keragaman sistem pendidikan di Indonesia, memberikan pilihan bagi orang tua dan siswa sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan mereka. Meskipun demikian, tantangan dalam mengintegrasikan kedua kurikulum ini tidaklah ringan.

Pesantren harus memastikan bahwa penambahan mata pelajaran umum tidak mengurangi kualitas pendidikan agama yang menjadi inti dari pendidikan pesantren. Selain itu, diperlukan tenaga pengajar yang kompeten di kedua bidang untuk mendukung proses pembelajaran yang optimal.

Dengan integrasi kurikulum umum, pondok pesantren diharapkan dapat terus berkontribusi dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas, siap menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman yang kokoh.

Baca juga: Rekomendasi pondok pesantren modern terbaik di Tangerang

Baca juga: Rekomendasi pondok pesantren modern terbaik di Bekasi

Baca juga: 7 pondok pesantran modern terbaik di Depok

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |