Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan penggunaan gawai dan media sosial yang tidak bijak mempengaruhi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah penggunaan gadget yang tidak bijaksana, ini terlihat dari kasus-kasus yang ada, ketika saya bertanya kepada salah satu terduga pelaku kekerasan, mereka ternyata belajarnya dari media sosial, dari handphone," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam acara Rapat Koordinasi Pengembangan Ruang Bersama Indonesia, di Jakarta, Senin.
Sementara gawai dan media sosial juga memiliki peran yang membuat bergesernya pola asuh keluarga sehingga berpotensi menyebabkan terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Pola asuh dalam keluarga yang sudah bergeser jauh dari waktu kita masih kecil, mungkin pola asuh orang tua kita dengan pola asuh keluarga saat ini jauh berbeda, karena tantangan yang luar biasa yang saat ini dihadapi seperti keberadaan gadget, media sosial," kata Arifah Fauzi.
Terakhir, pihaknya menyebut faktor lingkungan atau masyarakat juga turut mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan.
"Aspek lingkungan dari masyarakat," kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.
Pada Senin, KemenPPPA menggelar Rapat Koordinasi Pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Baca juga: Menteri PPPA libatkan MKK tingkatkan kualitas hidup anak dan perempuan
Saat ini, terdapat enam desa/kampung yang diresmikan sebagai RBI, yakni Kampung Jimpitan di Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Kemudian Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, Jambi; Desa Ayula Selatan Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo; Kelurahan Oesapa Barat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur; Desa Pulau Sewangi Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan; dan Desa Cempluk Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Menteri PPPA: Perlu berkolaborasi dengan TNI atasi masalah TPPO Batam
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025