Penempatan PMI 2024 turun tipis karena adanya penutupan di Malaysia

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mencatat jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada 2024 mengalami penurunan tipis menjadi 295.439 yang disebabkan oleh penutupan tenaga kerja asing di Malaysia yang menjadi salah satu tujuan penempatan tertinggi.

“Sepanjang periode Januari hingga 30 Desember 2024, sebanyak 295.439 layanan penempatan pekerjaan migran Indonesia yang telah direalisasikan,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla saat Konferensi Pers Capaian Kinerja KemenP2MI di Jakarta, Selasa.

KemenP2MI mencatat penutupan tenaga kerja asing di Malaysia sektor manufaktur, konstruksi, dan peladangan pada Maret-Mei, menyebabkan penempatan PMI 2024 turun dari 2023 yang berjumlah 297.108.

Sedangkan pada 2022 berjumlah 200.717, lalu 2021 sebanyak 72.934, serta pada 2020 yang berjumlah 112.928.

Penutupan tenaga kerja asing di negeri jiran tersebut, menempatkan Malaysia sebagai negara ketiga terbanyak yang menjadi negara tujuan penempatan PMI dengan total 50.917 layanan.

Negara tujuan penempatan tertinggi adalah Hong Kong dengan 99.168 layanan, lalu Taiwan dengan 84.306 layanan. Sedangkan di posisi empat dan lima adalah Jepang dan Singapura dengan masing-masing 12.653 dan 10.781 layanan.

“Ada pun jabatan tertinggi dari pekerjaan migran kita sampai dengan 30 Desember 2024 housemaid kurang lebih 99.485, persentasenya kurang lebih sekitar 33,7 persen. Kemudian caregiver 51.582 orang, 17,5 persen,” ungkap Dzulfikar.

Kemudian worker sebanyak 22.446 orang atau 7,6 persen. Lalu pekerja perkebunan 20.033 orang, 6,8 persen dan pekerja konstruksi 8.695 orang atau 2,9 persen.

Sedangkan berdasarkan provinsi asal PMI tertinggi pada 2024 adalah Jawa Timur dengan jumlah 79.001 atau 26,76 persen. Jawa Tengah sebanyak 66.297 (22,45 persen), Jawa Barat 61.236 (20,73 persen). Lalu diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan total 30.342. (10,24 persen) dan Lampung 25.016 (8,48 persen).

“Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat adalah sumber utama asal pekerja migran Indonesia. Kemudian diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dan Lampung. Ketiga provinsi ini, itu menyumbang lebih dari 70 persen dari total penempatan pekerjaan migran Indonesia,” ujar dia.

Lebih lanjut Dzulfikar menyampaikan bahwa kementeriannya juga telah memberikan layanan pelindungan terhadap 15.516 orang PMI. Rinciannya, pemulangan PMI bermasalah kepada 10.568 PMI, memfasilitasi PMI sakit sebanyak 262, PMI meninggal 486 orang, pencegahan penempatan PMI non prosedural untuk 4.191 orang, dan layanan pengaduan sebanyak 1.470 orang.

“Kami menyadari bahwa dalam upaya pelindungan pekerja migran Indonesia KemenP2MI/BP2MI tidak dapat melakukannya sendiri. Sehingga diperlukan adanya kolaborasi dan dukungan dari seluruh pihak untuk terus meningkatkan layanan pada pekerja migran Indonesia dan keluarganya,” ucap Wamen P2MI.

Baca juga: Remitansi PMI sepanjang 2024 diproyeksikan naik ke Rp251,1 triliun

Baca juga: Menteri Karding soroti rendahnya kemampuan penuhi permintaan untuk PMI

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |