Penelitian sebut BPA tidak ditemukan dalam galon polikarbonat

1 week ago 8
Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi BPA di semua sampel air minum dalam kemasan (AMDK) yang diuji

Jakarta (ANTARA) - Dalam penelitian yang dilakukan oleh sejumlah universitas di Indonesia disebutkan bahwa Bisphenol A (BPA) tidak ditemukan dalam air yang disimpan dalam galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC).

"Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi BPA di semua sampel air minum dalam kemasan (AMDK) yang diuji," kata Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin di Jakarta, Rabu.

Sejumlah universitas yang sudah melakukan penelitian terkait hal tersebut yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Makassar (UIM) hingga Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Zainal menjelaskan bahwa dalam banyak penelitian di Indonesia, BPA memang disebut membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia dan ditemukan dalam banyak benda. Namun, tidak dalam galon karena belum pernah ditemukan migrasi BPA dari galon guna ulang berbahan PC ke air minum.

Baca juga: Wamendagri dapat aduan asosiasi minuman buntut kebijakan di Bali

Kebersihan serta higienitas galon sudah dipakai sejak sekitar tahun 1990 dan sangat terjaga. Ia menyampaikan setiap kali galon dikembalikan ke pabrik, produsen akan menjalankan proses pembersihan dan sterilisasi menggunakan mesin khusus yang dirancang untuk menghilangkan kotoran maupun potensi kontaminan.

Kalau pun ditemukan kerusakan kecil, maka pabrikan akan langsung mengganti dengan galon baru. Galon hanya akan diisi ulang apabila lolos uji kebersihan dan kelayakan.

"Proses ini menjamin bahwa air yang sampai ke tangan konsumen tetap higienis dan aman dikonsumsi," ujar dia.

Periset Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Polimer Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRTP BRIN) Syuhada menyampaikan menurut penelitian Dong Wen-li dkk, yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Mechanics and Materials Vol 469 Tahun 2014 juga menunjukkan semakin lama galon guna ulang PC dipakai maka migrasi kandungan Bisphenol A (BPA) pada temperatur normal ke dalam air cenderung berkurang secara linier.

Baca juga: Koster luluhkan perusahaan besar buat hentikan air kemasan plastik

"Hal ini berarti, semakin sering dan semakin lama wadah itu digunakan, semakin kecil pula kemungkinan paparan BPA yang dapat terjadi, sehingga konsumen tidak perlu khawatir menggunakan wadah PC secara berulang," katanya.

Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Hermawan Seftiono menambahkan galon dan BPA merupakan dua produk yang berbeda.

Ia membeberkan, tidak ada laporan di Eropa yang pernah menyebutkan seseorang yang sakit karena mengonsumsi air dari galon polikarbonat. Artinya kemasan galon polikarbonat dan tutupnya aman digunakan untuk produk AMDK.

"Belum ada juga kasus di Indonesia dan di luar negeri juga terkena penyakit dari kandungan BPA ini," katanya.

Beragam fakta dan data telah menunjukkan bahwa pemakaian galon guna ulang masih sangat aman. Galon guna ulang berbahan PC juga sudah dipakai selama lebih dari dua dekade.

Selama itu juga, tidak ada konsumen mengeluhkan gangguan kesehatan apapun yang bisa dikaitkan langsung dengan galon tersebut.

Baca juga: Gubernur Bali kumpulkan pengusaha bahas larangan air kemasan plastik

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |