Jakarta (ANTARA) - Perusahaan farmasi Kalbe Farma menyoroti pentingnya peran pemuda dalam meningkatkan kesehatan bangsa, salah satunya dengan menyebarkan informasi yang benar tentang terapi sel punca kepada publik, agar semakin banyak yang dapat mengakses pengobatan inovatif tersebut.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur Kalbe Regenic Stem Cell dr. Sandy Qlintang terkait Hari Sumpah Pemuda. Sandy menjelaskan bahwa terapi sel punca menawarkan harapan akan pengobatan penyakit-penyakit yang opsi penyembuhannya tidak banyak, seperti penyakit degeneratif. Hal ini dapat menciptakan kehebohan atau sensasi, yang dikenal sebagai hype.
Sandy di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa hype itu yang menyebabkan adanya penyedia sel punca abal-abal. Padahal, kata dia, terapi tersebut perlu dipastikan keamanannya melalui kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk regulator seperti Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), industri, dan akademisi.
Sebagai generasi dengan pengaruh yang signifikan, katanya, pemuda perlu bersatu untuk mengawal perkembangan teknologi terapi sel punca dengan memberikan informasi yang baik dan benar ke publik serta memberikan masukan guna inovasi.
"Mereka tentunya juga punya orang tua kan ya. Nah, orang tua mereka itu yang membutuhkan. Sebagian mengalami penyakit degeneratif. Nah, ini kan terapi-terapi yang terbaru ini kan menjadi suatu poin yang penting ya buat mereka," katanya.
Baca juga: Indonesia benahi regulasi guna perluas akses terapi sel punca
Dia mencontohkan, di Indonesia, terapi sel punca dapat digunakan untuk menangani masalah tulang atau ortopedi, seperti osteoartritis atau perkapuran lutut. Hal ini, katanya, tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/1359/2024.
Pemerintah, kata dia, juga mendukung pengembangan terapi sel punca melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced.
Dalam kesempatan yang sama, dia menyebutkan bahwa Indonesia adalah captive market terapi sel punca. Adapun captive market adalah pasar yang konsumennya memiliki sedikit pilihan produk karena terbatasnya pesaing atau pemasok.
Sandy menilai hal ini disebabkan sejumlah faktor, seperti populasi yang besar, populasi menua yang menghadapi penyakit degeneratif, serta banyaknya warga yang sangat kaya.
"Ada yang produknya stem cell ataupun sekretom dijual di Indonesia banyak ya, dari Korea, Taiwan, China. Atau banyak tawaran stem cell membawa orang Indonesia ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura," katanya.
Baca juga: BPOM tindak sarana peredaran sekretom ilegal di Magelang
Selain itu, kata dia, ini juga yang menyebabkan banyaknya yang menawarkan sel punca palsu di Indonesia. Oleh karena itu, perlu kolaborasi dari berbagai pihak untuk memastikan keamanan serta perkembangan terapi sel punca itu.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































