Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara tengah bersiaga menghadapi hujan ekstrem yang diperkirakan terjadi di wilayah Jakarta pada November-Februari 2026.
“Hari ini kami menggelar apel kesiapsiagaan dengan melibatkan 365 personel gabungan menghadapi musim penghujan,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat di Jakarta, Senin.
Menurut dia, Jakarta Utara rawan terjadi banjir mengingat wilayah itu berada di dataran rendah yang dialiri 13 sungai yang bermuara di utara. Tak hanya itu, sebagian besar wilayah Jakarta Utara berada di bawah permukaan air laut dengan beberapa titik cekungan yang rawan genangan dan banjir.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memprediksi curah hujan tinggi terjadi pada bulan November-Februari 2026 bersumber dari wilayah-wilayah sekitar Jakarta seperti Bogor, dengan curah hujan di wilayah mencapai lebih dari 500 mm atau masuk kategori sangat tinggi.
"Kondisi ini berpotensi menimbulkan banjir akibat limpasan air dari wilayah hulu ke wilayah Jakarta," kata Hendra.
Baca juga: DKI Jakarta tingkatkan kesiapsiagaan hadapi banjir
Dia mengatakan pelaksanaan apel kesiapsiagaan Jakarta menjadi langkah yang penting dan menandai kesiapan dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan dan risiko banjir.
Selain itu, apel ini juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa Pemprov DKI Jakarta bersama seluruh unsur terkait serta dukungan unsur Forkopimko plus Jakarta Utara siap siaga dan berkolaborasi dalam menghadapi potensi bencana selama musim penghujan tahun ini.
Hendra mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan berbagai upaya mengantisipasi datangnya musim penghujan dengan cara melakukan pengerukan dan normalisasi sungai, waduk, dan drainase untuk meningkatkan daya tampung air.
Pihaknya juga mempersiapkan sarana dan prasarana penanganan banjir seperti pompa dan pintu air agar siap digunakan. Kemudian, menyiagakan personel dan peralatan dari seluruh unsur terkait agar siap bergerak cepat pada saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi.
Pemkot Jakut juga telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca serta meningkatkan kesiapsiagaan.
“Dalam penanggulangan bencana, sinergi seluruh unsur menjadi kunci utama,” katanya.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan banjir rob di pesisir Jakarta awal November
Baca juga: Pramono perintahkan jajarannya bersiap hadapi curah hujan tinggi
Hendra pun mengajak seluruh pihak menjadikan apel kesiapsiagaan ini bukan hanya seremonial, tapi sebagai bentuk nyata kesiapan dan komitmen bersama untuk menjaga keselamatan warga Jakarta dari potensi bencana apapun, termasuk potensi banjir.
Dalam kesempatan itu, Hendra memeriksa kendaraan operasional dan peralatan penanganan bencana serta posko kesiapsiagaan bencana dari enam kecamatan. Selain itu, juga diberikan bantuan tujuh tenda kerucut untuk enam kecamatan dan satu tingkat kota.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































