Indramayu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memfokuskan kegiatan normalisasi muara sungai di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalagung untuk memperlancar aktivitas kapal nelayan setempat.
Bupati Indramayu Lucky Hakim, di Indramayu, Selasa, mengatakan normalisasi dilakukan melalui pengerukan jalur muara yang beberapa tahun terakhir mengalami pendangkalan.
Menurut dia, hal tersebut kerap menyulitkan kapal berukuran sedang hingga besar untuk bersandar, terutama saat air laut surut.
“Normalisasi sudah dilakukan sejak Senin (28/7). Ini bentuk komitmen kami dalam merespons keluhan nelayan. Sehingga aktivitas bongkar muat hasil tangkapan tidak lagi terhambat,” katanya.
Selain memperlancar jalur kapal, kata dia, hasil dari normalisasi ini dapat mendukung roda ekonomi masyarakat pesisir yang bergantung pada sektor perikanan tangkap.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu Edi Umaedi menjelaskan pengerukan di muara TPI Tegalagung merupakan tahap kedua, setelah normalisasi dilakukan pada muara Karangsong.
Ia menyebutkan dalam waktu dekat, program normalisasi tersebut akan dilanjutkan ke muara Dadap dan Limbangan di Indramayu.
Baca juga: Pemkot Surabaya normalisasi Sungai Kalianak secara bertahap
“Sampai kemarin, sudah hari keempat pengerjaan di Tegalagung. Setelah selesai, kami akan bergeser ke wilayah barat Indramayu,” ujarnya.
Edi menyampaikan bahwa untuk normalisasi pada kawasan muara sungai, saat ini pemerintah daerah hanya memiliki satu unit kapal keruk.
Padahal, kata dia, dari 14 muara sungai yang memiliki TPI, idealnya tersedia tiga kapal keruk yang ditempatkan di wilayah timur, tengah, dan barat Indramayu.
Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya melakukan normalisasi untuk menjaga produktivitas sektor perikanan tangkap yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir.
Ia menyebutkan berdasarkan data pada 2024, produksi perikanan di Indramayu mencapai 523 ribu ton.
Sementara itu, Wahyudi (47), nelayan setempat, menyambut baik program normalisasi tersebut karena kapalnya kerap kandas saat air surut, sehingga menghambat proses bongkar muat hasil tangkapan.
Ia berharap normalisasi dilakukan secara berkala, agar kondisi muara tetap terjaga dan tidak kembali dangkal dalam waktu singkat.
Baca juga: Pemkab Bekasi normalisasi sungai perlancar pasokan air pertanian
“Kalau muara dangkal, hasil tangkapan bisa rusak karena kapal tidak bisa langsung sandar. Sekarang sudah lebih lancar,” katanya.
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.