Sumenep (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumenep, Jawa Timur, membantu membangun rumah warga terdampak gempa di Pulau Sapudi, Sumenep.
"Bantuan kami prioritaskan pada pembangunan rumah yang mengalami rusak berat (RB)," kata Wakil Bupati Sumenep KH Imam Hasyim di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata dan kolaborasi antara Pemkab Sumenep dan Baznas, dalam membantu meringankan beban masyarakat yang tertimpa musibah.
Bantuan itu diharapkan bisa memberikan motivasi dan semangat, untuk bangkit kembali setelah Pulau Sapudi diguncang gempa bumi magnitudo 6,5 pada 30 September 2025, sekitar pukul 23.49 WIB.
"Kami mengapresiasi langkah cepat Baznas dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) kepada warga dalam bidang sosial dan kemanusiaan,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Sumenep salurkan bantuan tanggap darurat pada korban gempa
Wabup menyatakan, pemerintah daerah terus berupaya mempercepat proses pemulihan pascabencana melalui berbagai program, baik lewat anggaran daerah maupun dukungan lembaga sosial lainnya.
Pembangunan rumah korban gempa di Pulau Sapudi ini melibatkan polisi, TNI, Palang Merah Indonesia (PMI), dan relawan penanggulangan bencana Sumenep.
Menurut Ketua Baznas Kabupaten Sumenep A Rahman, bantuan untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak gempa dari lembaga itu sebanyak empat unit.
"Semoga bantuan ini bisa membantu perbaikan rumah warga agar bisa kembali layak huni," katanya.
Gempa bumi magnitudo 6,5 yang melanda Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep pada 30 September 2025, sekitar pukul 23.49 WIB telah merusak sebanyak 374 bangunan, tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Nonggunong, Gayam, dan Talango.
Baca juga: Tim gabungan salurkan bantuan Kemensos untuk korban gempa Pulau Sapudi
"Sebanyak 375 bangunan itu terdiri atas 113 bangunan mengalami rusak ringan, 157 bangunan rusak sedang, dan 104 bangunan rusak berat," katanya.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.