Pemkab Batang: Keracunan ratusan siswa SMKN karena bakteri E-coli

3 hours ago 3

Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menginformasikan bahwa penyebab keracunan yang menimpa sekitar 800 siswa SMK Negeri Kandeman belum lama ini adalah bakteri Escherichia coli (E-coli) pada menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Ida Susilaksmi di Batang, Rabu, mengatakan bahwa berdasarkan hasil uji Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, ditemukan adanya cemaran bakteri E-coli pada beberapa sampel makanan dan minuman.

"Dari hasil laboratorium ditemukan adanya cemaran mikrobiologi yang didapatkan di air, kemudian di nasi, dan juga di daging ayam dari sampel yang diperiksa," katanya.

Menurut dia, bakteri E-coli pada umumnya terdapat di dalam usus besar manusia, sehingga jika jumlah yang masuk sedikit dan daya tahan tubuh (imunitas) seseorang dalam kondisi baik maka tubuh masih dapat menoleransinya sehingga tidak menimbulkan keluhan.

Baca juga: Juknis baru BGN atur SPPG maksimal layani 2.500 penerima manfaat MBG

"Akan tetapi, ketika daya tahan tubuh kita itu pas turun dan kebetulan jumlah mikrobanya juga banyak, maka bisa muncul gejala seperti sakit perut, mual, dan muntah," katanya.

Ia mengatakan air pada minuman yang dijadikan sampel juga terdeteksi mengandung E-coli karena sanitasi yang tidak higienis.

"Oleh karena itu, kami menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) higienis dan sanitasi bagi semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang merupakan penyedia makanan dalam program tersebut," katanya.

Ida mengatakan ada beberapa poin penting yang harus dipatuhi oleh SPPG antara lain sertifikat laik higiene sanitasi, melakukan pengawasan menyeluruh, dan pengendalian waktu distribusi, tempat penyimpanan makanan, dan kualitas air.

"Kami berharap semua SPPG bisa memenuhi semua persyaratan itu dan mematuhinya, serta mengadakan evaluasi secara berkala. Kami juga terus melakukan pemeriksaan berkala dan meminta SPPG melakukan evaluasi mandiri secara rutin," katanya.

Baca juga: BGN: Dapur SPPG di Manokwari wajib serap bahan pangan lokal
Baca juga: BGN: 48 persen dari total keracunan pangan disebabkan oleh MBG

Pewarta: Kutnadi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |