Pembangunan sarpras pendidikan diminta kedepankan perlindungan anak

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi meminta ke depannya pembangunan sarana prasarana (sapras) pendidikan harus menempatkan kerangka perlindungan anak sebagai pedoman.

"Ke depannya kita berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi, maka dari itu kita harus lebih berhati-hati lagi, karena sebetulnya anak berhak mendapat tempat pendidikan yang aman dan nyaman. Peristiwa ini menjadi catatan penting untuk kita semua," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Hal itu dikatakannya saat meninjau lokasi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Menteri Arifah temui para korban ambruknya ponpes Al Khoziny

Kementerian PPPA akan terus memantau dan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK), Dinas Sosial, serta lembaga terkait di Provinsi Jawa Timur untuk memastikan pemenuhan hak-hak para santri, baik dari sisi kesehatan fisik maupun psikologis, pemenuhan kebutuhan spesifik, serta keberlanjutan hak anak atas pendidikan pasca kejadian.

Menteri Arifah Fauzi turut mengapresiasi kerja keras tim gabungan dari Polres Sidoarjo, BNPB, Basarnas, TNI, relawan, serta seluruh pemangku kepentingan yang terus berupaya maksimal dalam proses evakuasi, penanganan korban, dan pemulihan pasca peristiwa.

Baca juga: Kakek korban runtuhnya Al Khoziny berharap cucunya ditemukan

"Saya melihat semua petugas dari berbagai kalangan saling bahu-membahu, ini membuktikan bahwa kita merupakan satu keluarga yang saling menguatkan dan saling mendukung," katanya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat siang, jumlah korban yang berhasil ditemukan mencapai 111 orang dengan rincian 13 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, 9 orang meninggal dunia, dan 54 orang masih dalam pencarian.

Baca juga: Identifikasi korban Al Khoziny kesulitan akibat rusaknya sidik jari

Baca juga: JKSN imbau pesantren gelar shalat gaib untuk korban Al Khoziny

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |