Jakarta (ANTARA) - Petenis Amerika Serikat Jessica Pegula yang memenangi Canadian Open dua edisi sebelumnya berharap bisa kembali "menemukan keajaiban" di Kanada menyusul kekalahan di babak pertama Wimbledon dan Mubadala Citi DC Open.
Pegula memasuki Canadian Open tahun ini sebagai unggulan ketiga sekaligus juara bertahan dua edisi terakhir, setelah kemenangan di Toronto tahun lalu dan gelar 2023 di Montreal.
"Semua orang seperti, 'Oh, tiga gelar juara, tiga gelar juara.' Itu masih jauh, tapi ya, saya berharap bisa menemukan keajaiban di Kanada yang telah saya kumpulkan selama beberapa tahun terakhir. Semoga bisa bermain tenis dengan baik," kata Pegula dalam konnferensi pers praturnamen, dikutip dari WTA, Rabu.
Perjalanan Pegula di turnamen WTA 1000 tersebut akan dimulai pada Rabu waktu setempat atau Kamis (31/7), dengan pertandingan babak kedua melawan Maria Sakkari, yang menang tiga set atas petenis wild card Kanada Carson Branstine.
Secara head to head Pegula unggul tipis 6-5 atas Sakkari, dan perjumpaan ke-12 itu akan menjadi pertemuan terbanyak antara petenis WTA Tour.
Baca juga: Pegula kalah dalam 58 menit pada babak pembukaannya di Wimbledon
Canadian Open datang di saat yang tepat bagi Pegula, yang kalah di babak pertama Wimbledon dan pertandingan pembukaannya pekan lalu di Washington, D.C., masing-masing dari Elisabetta Cocciaretto dan Leylah Fernandez, yang kemudian menjadi juara.
"Saya sedikit lebih nyaman di lapangan keras," kata Pegula.
Secara spesifik petenis berusia 31 tahun itu mengaku lapangan keras di Kanada, yang ia sebut lebih cepat, cenderung lebih cocok dengan gaya bermainnya.
"Mungkin itu sebabnya saya merasa bisa beradaptasi sedikit lebih cepat. Ini adalah permukaan lapangan yang paling nyaman bagi saya dan juga paling nyaman untuk saya lanjutkan," katanya.
"Saya hanya ingin reset lagi di sini, di Montreal, dan semoga bisa memanfaatkan apa yang telah saya latih beberapa minggu terakhir untuk bertanding keras dan melihat apa yang terjadi," ujar Pegula menambahkan.
Baca juga: Pegula pertahankan gelar WTA Masters Toronto
Pegula berusaha menyamai Seles sebagai satu-satunya petenis putri yang memenangi tiga gelar berturut-turut di Kanada. Seles telah memenangi empat gelar berturut-turut dari tahun 1995 hingga 1998.
Pegula juga berharap dapat bergabung dengan Serena Williams (Miami) dan Sabalenka (Wuhan) sebagai satu-satunya petenis putri sejak 2009 yang memenangi tiga edisi WTA 1000 berturut-turut.
Dua tahun lalu, Canadian Open disibukkan cuaca buruk, pertandingan yang berakhir larut malam, dan jadwal yang padat. Pegula memenangi lima pertandingan dalam rentang lima hari, termasuk mengalahkan petenis nomor 1 dunia saat itu Iga Swiatek di semifinal dan kemenangan 6-1, 6-0 atas Liudmila Samsonova di final dalam waktu 49 menit.
Tahun ini sejumlah tur WTA bergengsi mengalami penyesuaian jadwal, termasuk Canadian Open dan Cincinnati Open yang kini secara keseluruhan mencapai tiga pekan dari sebelumnya hanya dua pekan.
"Saya pikir format ini sedikit berbeda," kata Pegula.
"Saya pikir ini sedikit campuran antara apa yang telah kita lihat di Madrid dan Roma atau Indian Wells dan Miami. Sejujurnya, saya lebih tertarik melihat bagaimana hasilnya nanti dan bagaimana rasanya bagi para pemain dan penggemar, karena menurut saya ini seperti pertemuan di tengah jalan," ujar dia melengkapi.
Baca juga: Naomi Osaka akhiri kerja sama dengan pelatih Patrick Mouratoglou
Baca juga: Alcaraz mundur dari ATP Masters Toronto
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.