Jakarta (ANTARA) - Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menekankan perlu kemauan politik yang besar dari pemerintah terkait kontrol industri makanan sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat, mengingat banyaknya warga yang mempunyai masalah tersebut.
Ketua Umum Pengurus Besar PDGI Usman Sumantri di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa terdapat tiga langkah sederhana bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan mulut, yakni sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, periksa gigi enam bulan sekali, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
"Ini memang perlu political will dari pemerintah, terutama dikaitkan dengan industri makanan. Enggak mudah, ini perlu effort yang besar," kata Usman dalam rangka Hari Kesehatan Gigi Nasional 2025.
Dia menjelaskan, pada pertemuan Federasi Dental Sedunia (FDI) di Malaysia pada Agustus 2025, sebanyak 10 negara berkumpul untuk mendiskusikan tentang konsumsi gula, yang mana di Asia sangat tinggi penggunaan gulanya.
"Ini menjadi isu penting di FDI untuk menjadi suatu kebijakan ke depan bagaimana industri konsumsi makanan anak itu, tidak hanya anak-anak sebetulnya, tetapi juga masyarakat pada umumnya untuk mengurangi konsumsi gula, terutama produk-produk industri makanan," katanya.
Menurut dia, upaya kontrol atas industri makanan guna menjaga kesehatan gigi dan mulut penting, mengingat infeksi pada organ-organ tersebut dapat berdampak pada organ lainnya seperti jantung, ginjal, dan lain-lain, sehingga mengganggu kualitas hidup, produktivitas, dan kesehatan secara umum.
Baca juga: PDGI beri rekomendasi tangani tingginya kasus sakit gigi
Dia mengingatkan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Hal ini dia sampaikan karena banyak orang yang enggan ke dokter gigi karena takut pada alat-alatnya, atau karena mahal. Publik, katanya, dapat menggunakan BPJS Kesehatan, atau mengakses layanan swasta.
"Kesehatan gigi bukan hanya urusan individu, tetapi juga investasi bangsa," kata Usman.
Oleh karena itu, pihaknya juga membuat serangkaian kegiatan guna memperingati Hari Kesehatan Gigi Nasional 2025, mulai dari edukasi kesehatan gigi pada masyarakat, skrining kesehatan gigi mulut, pemberian fluoride varnish pada anak-anak sekolah, hingga konsultasi.
"Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2025, gratis, dengan melibatkan dokter gigi di 55 cabang." kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, sebanyak 52,67 persen peserta Cek Kesehatan Gratis (CKG) sekolah mengalami karies.
Selain itu, 45,75 persen peserta CKG berusia 18 tahun ke atas yang mendapatkan skrining mulut dan gigi ditemukan mengalami karies, disusul masalah-masalah lain seperti gigi hilang, gigi goyang, dan penyakit periodontal.
Baca juga: PDGI: DNM bisa picu kematian pada kasus gigi berlubang
Adapun peserta terdaftar Program CKG per 2 September 2025 adalah sekitar 24,3 juta orang. Nadia menyebutkan peserta berusia 18 tahun ke atas yang mendapatkan skrining mulut dan gigi berjumlah 9,8 juta orang dari total 17 juta orang.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.