PBB: 1 Juta wanita dan anak hadapi kelaparan-kekerasan di Gaza

1 month ago 6

PBB (ANTARA) - Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) pada Senin (28/7) menyebutkan bahwa sebanyak satu juta wanita dan anak perempuan di Jalur Gaza mengalami kelaparan massal, kekerasan, dan pelecehan.

Hal itu dikatakan PBB dalam sebuah pernyataan tentang meningkatnya bencana kemanusiaan di Gaza.

Malanutrisi meningkat dan layanan-layanan esensial telah lama kolaps, memaksa wanita dan anak perempuan di Gaza untuk menerapkan strategi bertahan hidup yang semakin berbahaya, menurut pernyataan tersebut.

"Wanita dan anak perempuan di Gaza dihadapkan pada pilihan yang mustahil, yaitu mati kelaparan di tempat penampungan mereka atau pergi mencari makanan dan air dengan risiko ekstrem, yakni mati terbunuh. Anak-anak mereka mati kelaparan di depan mata mereka. Ini mengerikan, tidak bermoral, dan tidak dapat diterima. Ini tidak manusiawi," ujar Direktur Eksekutif UN Women Sima Bahous dalam pernyataan tersebut.

"Penderitaan ini harus segera diakhiri. Kita membutuhkan akses kemanusiaan tanpa hambatan dalam skala besar dan gencatan senjata permanen yang mengarah pada perdamaian berkelanjutan," ujarnya.

Organisasi-organisasi yang dipimpin wanita di Gaza menggambarkan bagaimana wanita merebus sisa makanan untuk memberi makan anak-anak mereka, serta menghadapi risiko terbunuh saat mencari makanan dan air. Para wanita dan anak perempuan telah kehabisan pasokan dasar, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan martabat dasar mereka.

Menurut pernyataan itu, lebih dari 28.000 wanita dan anak perempuan tewas di Gaza, dengan sebagian besar dari mereka adalah para ibu yang meninggalkan anak-anak dan keluarga mereka yang sudah lanjut usia tanpa perlindungan atau pengasuh. Ibu hamil di Gaza juga harus hidup tanpa makanan, dan melahirkan dengan risiko tinggi tanpa air atau perawatan medis.

UN Women bergabung dengan seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan lainnya agar kengerian ini diakhiri, serta menegaskan kembali tuntutan atas akses tanpa batas ke bantuan kemanusiaan dalam skala besar bagi wanita dan anak perempuan, pembebasan semua sandera, dan gencatan senjata segera yang mengarah pada perdamaian berkelanjutan, menurut pernyataan tersebut.

"Kami berharap bahwa Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina pekan ini menjadi titik balik, yang mengarah pada solusi dua negara yang layak, di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dan aman," imbuh pernyataan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |