Philips andalkan inovasi perawatan kesehatan berbasis AI di China

2 hours ago 2

Shanghai (ANTARA) - Raksasa teknologi kesehatan Belanda Philips memperluas investasinya dalam layanan perawatan kesehatan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di China, dengan meluncurkan solusi kesehatan terbarunya selama gelaran Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kedelapan di Shanghai, untuk memanfaatkan perkembangan pesat lanskap kesehatan digital di negara tersebut.

"AI menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan yang lazim pada sistem medis, dan kami melihat momentum inovasi yang kuat di China," ujar pimpinan Philips untuk China Raya (Greater China) Liu Ling kepada Xinhua dalam sebuah sesi wawancara.

Menjadi partisipan CIIE selama delapan tahun, Philips menghadirkan sekitar 50 inovasi pada tahun ini, yang mencakup diagnosis presisi, pencitraan cerdas, dan kesehatan personal. Berbagai sorotannya meliputi sistem MRI multinuklir terbarunya yang menawarkan pencitraan bebas radiasi, dan produk konsumen berbasis AI seperti sikat gigi dan alat cukur elektrik.

"China tidak hanya salah satu pasar yang paling dinamis dalam pengembangan AI, tetapi, juga memiliki skenario kebutuhan yang paling mendesak dan beragam dalam penerapan AI medis," urai Liu, sembari menyatakan bahwa negara itu telah mengembangkan lebih dari 400 model AI besar dan 100 lebih produk AI medis berlisensi.

Solusi AI perusahaan itu telah diterapkan dalam pencitraan resonansi magnetik pintar, diagnosis berbantuan AI di rumah sakit, serta alat manajemen kesehatan cerdas bagi konsumen, menurut Liu.

Pasar perawatan kesehatan berbasis AI di China telah mencatatkan momentum pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, yang didorong oleh kemajuan infrastruktur digital dan kebijakan pemerintah yang suportif.

Menurut perusahaan riset pasar Frost & Sullivan, nilai pasar perawatan kesehatan berbasis AI di China diproyeksikan melonjak dari 8,8 miliar yuan (1 yuan = Rp2.345) atau sekitar 1,2 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.704) pada 2023 menjadi 315,7 miliar yuan pada 2033 mendatang, mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 43,1 persen.

Sebelumnya pada tahun ini, China meluncurkan inisiatif nasional AI Plus, yang menguraikan langkah-langkah untuk memajukan penerapan AI dalam bidang-bidang seperti diagnosis berbantuan dan manajemen kesehatan, sehingga meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan perawatan kesehatan primer.

Philips telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah rumah sakit untuk menerapkan teknologi percepatan resonansi magnetik miliknya, yang mampu menggenjot kecepatan pemindaian hingga tiga kali lipat sehingga mengurangi beban kerja para tenaga medis sekaligus meningkatkan pengalaman medis.

Liu juga menekankan bahwa kerja sama lintas disiplin telah membantu memperkuat sinergi dalam ekosistem medis.

Inovasi perawatan kesehatan sedang mengarah menuju model yang lebih hijau dan lebih efisien, kata Liu. Contohnya, Pusat Inovasi Philips Suzhou telah sepenuhnya mengembangkan dan memproduksi mesin MRI 1,5 tesla yang beroperasi tanpa helium cair, menjadikannya lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Sejauh ini, lebih dari 2.000 unit telah dipasang di seluruh dunia. Selain melayani pasar domestik, solusi yang dikembangkan di dalam negeri tersebut diekspor ke pasar global lainnya, tutur Liu.

"Bagi Philips, China tidak hanya pasar terbesar kedua kami, tetapi juga bagian yang tak terpisahkan dari strategi global kami," kata Liu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |