Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyoroti pentingnya vaksin Respiratory syncytial virus (RSV) guna mencegah keparahan pada pasien lansia dengan komorbiditas seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Ketua Umum PAPDI periode 2022-2025 Sally Aman Nasution menyebutkan, infeksi saluran pernapasan akibat virus dapat memperburuk penyakit kardiovaskular yang sudah ada dan memicu penyakit kardiovaskular baru. Selain itu, orang dengan penyakit kardiovaskular kronis punya risiko lebih tinggi terhadap dampak buruk akibat infeksi saluran pernapasan.
Dalam temu media di Jakarta, Rabu, Sally memberi contoh, yakni orang lanjut usia dengan komplikasi jantung memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi untuk dirawat karena RSV dibandingkan mereka yang tidak memiliki komplikasi jantung.
Dia pun mengutip sebuah studi di Kanada, yang menunjukkan bahwa pada orang dewasa yang dirawat di RS karena RSV, sebanyak 22 persennya mengalami komplikasi kardiovaskular, di mana 14 persen mengalami eksaserbasi gagal jantung, 8 persen mengalami aritmia baru, 2 persen mengalami stroke, 1 persen mengalami infark miokard.
Baca juga: Kemenkes: Vaksin RSV salah satu cara lindungi lansia dari tripledemic
"Vaksin ini tidak hanya mencegah (RSV), tapi juga mengurangi kejadian kardiovaskular yang terjadi akibat infeksi tersebut. Jadi ada dua sebetulnya manfaatnya," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai bahwa pencegahan infeksi RSV bukan hanya isu paru, tapi juga menjadi perhatian serius dalam kardiologi geriatri.
Senada, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ketut Suastika mengatakan bahwa pasien diabetes berusia di atas 65 tahun dengan RSV diperkirakan hingga 11,4 kali lebih berisiko dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien tanpa diabetes.
"Hal ini dapat dikarenakan mereka dengan usia di atas 60 tahun umumnya mengalami Penurunan Kekebalan Terkait Usia (ARDI) yang membuat semakin rentan terhadap infeksi penyakit, salah satunya RSV," katanya.
Menurut Ketut, pencegahan infeksi seperti RSV bukan hanya soal menghindari flu berat, namun juga manajemen penyakit kronis secara menyeluruh.
Baca juga: Setelah COVID-19 dan RSV, infeksi virus HMPV alami peningkatan di AS
Dia pun menyoroti pentingnya vaksinasi sebagai salah satu upaya menghindari besarnya beban ekonomi, mulai dari layanan medis, rawat inap, hingga pengasuh (caregiver).
"Biaya total yang diperkirakan untuk pasien rawat inap dewasa ketika terkena infeksi saluran pernapasan akibat virus, seperti pneumonia, di Indonesia bagi pasien JKN bisa lebih dari 7 juta rupiah per pasien untuk satu episode perawatan," kata dia.
Berdasarkan penelitian dengan pendekatan proyeksi matematika, dia melanjutkan, jumlah infeksi akibat RSV di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 24,5 juta kasus dalam lima tahun.
"Di Indonesia sendiri, jumlah kasus diprediksi mencapai 9,7 juta dalam periode yang sama. Data ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan urgensi peningkatan edukasi untuk mencegah penyebaran infeksi RSV terutama di Indonesia," dia menuturkan.
Untuk pencegahan, selain pola hidup bersih dan sehat, Ketut menyoroti perlunya vaksinasi bagi orang lanjut usia dan dewasa yang rentan terkena infeksi RSV.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.