Jakarta (ANTARA) - Shalat Sunnah Rawatib merupakan shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu lima waktu. Shalat ini dianjurkan bagi setiap Muslim yang ingin menambah ibadah dan memperoleh keutamaan lebih dalam beribadah kepada Allah SWT.
Shalat Sunnah Rawatib terbagi menjadi dua jenis, yaitu Rawatib Muakkad dan Rawatib Ghairu Muakkad. Rawatib Muakkad adalah shalat sunnah yang ditekankan karena Rasulullah SAW selalu melaksanakannya, sedangkan Rawatib Ghairu Muakkad tidak terlalu ditekankan, meskipun tetap memiliki nilai ibadah yang baik.
Pelaksanaan shalat sunnah ini memiliki keutamaan besar dalam menambah pahala serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menjalankan Shalat Sunnah Rawatib secara rutin, seorang Muslim dapat memperoleh tambahan amal kebaikan dan semakin meningkatkan kualitas ibadahnya.
Baca juga: Shalat Tasbih di Malam Nisfu Sya'ban, berikut niat dan tata caranya
Niat Shalat Sunnah Rawatib
1. Shalat Rawatib Subuh
"Ushalli sunnatas subhi rakataini qabliyyatan lillahi ta ala"
Artinya: “Saya shalat sunnah qabliyah subuh dua rakaat karena Allah ta’ala
2. Shalat Rawatib Dzuhur
"Ushalli sunnatad dzuhri arba a rakaatin/rakataini qabliyyatan/badiyatan lillahi ta ala"
Artinya: “Saya shalat sunnah qabliyah/ba’diyah dzuhur empat rakaat/dua rakaat karena Allah ta’ala.
3. Shalat Rawatib Ashar
"Ushalli sunnatal ashri arba a raka atin/rak ataini qabliyyatan lillahi ta ala"
Artinya: “Saya shalat sunnah qabliyah ashar empat rakaat/dua rakaat karena Allah taala.”
3. Shalat Rawatib Maghrib
"Ushalli sunnatal maghribi rak ataini qabliyyatan/badiyatan lillahi ta ala"
Artinya: “Saya shalat sunnah qabliyah/badiyah maghrib dua rakaat karena Allah ta’ala.
5. Shalat Rawatib Isya
"Ushalli sunnatal Isya rakataini qabliyyatan/ba diyatan lillahi ta ala"
Artinya: “Saya shalat sunnah qabliyah/badiyah Isya dua rakaat karena Allah taala.
Baca juga: Shalat Tasbih di Malam Nisfu Sya'ban, berikut niat dan tata caranya
Tata cara pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib
1. Waktu pelaksanaan
Shalat Sunnah Rawatib dilaksanakan sebelum atau sesudah shalat fardhu, sesuai dengan jenisnya:
- Sebelum Shubuh: 2 rakaat (Muakkad)
- Sebelum Dzuhur: 2 atau 4 rakaat (Muakkad)
- Sesudah Dzuhur: 2 rakaat (Muakkad)
- Sebelum Ashar: 2 atau 4 rakaat (Ghairu Muakkad)
- Sebelum Maghrib: 2 rakaat (Ghairu Muakkad)
- Sesudah Maghrib: 2 rakaat (Muakkad)
- Sebelum Isya: 2 rakaat (Ghairu Muakkad)
- Sesudah Isya: 2 rakaat (Muakkad)
Baca juga: Arti dan keutamaan doa qunut saat shalat Subuh
2. Tata cara rakaat
Shalat Rawatib yang berjumlah empat rakaat dapat dilakukan dengan satu kali salam atau dua kali salam, yaitu dengan membaginya menjadi dua rakaat setiap salam. Tata cara pelaksanaannya sama seperti shalat sunnah pada umumnya yang dilakukan dalam dua rakaat.
Rakaat pertama
- Takbiratul ihram (mengucapkan "Allahu Akbar").
- Membaca doa iftitah (sunnah).
- Membaca Surah Al-Fatihah.
- Membaca surah pendek atau ayat-ayat tertentu dari Al Quran.
- Rukuk dengan tuma'ninah.
- I'tidal (bangun dari rukuk) dengan tuma'ninah.
- Sujud pertama dengan tuma'ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.
- Sujud kedua dengan tuma'ninah.
- Bangkit untuk rakaat kedua.
Baca juga: Panduan lengkap niat dan tata cara Shalat Tahiyatul Masjid
Rakaat kedua
- Membaca Surah Al-Fatihah.
- Membaca surah pendek atau ayat-ayat tertentu dari Al Quran.
- Rukuk dengan tuma'ninah.
- I'tidal dengan tuma'ninah.
- Sujud pertama dengan tuma'ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.
- Sujud kedua dengan tuma'ninah.
- Duduk tasyahud akhir dengan tuma'ninah.
- Membaca tasyahud akhir.
- Salam ke kanan dan kiri.
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Melaksanakan shalat sunnah Rawatib secara rutin memiliki berbagai keutamaan, antara lain:
1. Menyempurnakan Shalat Fardhu: Menutupi kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan shalat wajib.
2. Mendapatkan pahala tambahan: Setiap rakaat shalat sunnah bernilai pahala di sisi Allah SWT.
3. Mendekatkan diri kepada Allah: Menunjukkan kesungguhan dalam beribadah dan meningkatkan kualitas keimanan.
Dengan memahami niat dan tata cara pelaksanaan shalat sunnah Rawatib, diharapkan umat Islam dapat mengamalkannya dengan benar dan konsisten, sehingga meraih berbagai keutamaan yang telah dijanjikan.
Baca juga: Sejarah dan asal usul Shalat Jumat dalam Islam
Baca juga: Mengapa hari Jumat sangat istimewa bagi umat Islam? Ini penjelasannya
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025