Moskow (ANTARA) - Lebih dari 90 persen penduduk Gaza menderita kekurangan pangan akut, dengan 65 persen lainnya tanpa akses air minum bersih, ungkap Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Barash.
Munir menilai bahwa situasi saat ini memungkinkan PBB untuk mengakui Jalur Gaza sebagai zona kelaparan.
"Sekitar 91 persen penduduk Gaza menghadapi kekurangan pangan kritis, sementara 65 persen lainnya tidak memiliki akses ke air minum bersih. Sekitar 92 persen anak dan ibu menyusui juga menderita kekurangan pangan akut yang secara langsung mengancam kehidupan mereka, katanya kepada Kantor Berita Anadolu, Kamis (1/5).
Ia mendesak PBB "agar secara resmi mengakui Jalur Gaza sebagai zona kelaparan".
Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis mendesak organisasi kemanusiaan dan medis serta pegiat di seluruh dunia untuk mengelar kampanye selama sepekan guna mendukung anak-anak Palestina di zona perang.
Kemenkes juga meminta lembaga medis agar mengirim tim darurat, obat-obatan, pertolongan pertama dan juga perlengkapan kesehatan lainnya ke Gaza dan menekan pemerintah serta organisasi internasional supaya menghentikan blokade di wilayah kantong tersebut.
Menurutnya, lebih dari 2.300 orang tewas dan 6.000 lebih lainnya terluka di Gaza sejak 18 Maret.
Pada saat itu Israel kembali menggempur Jalur Gaza, dengan alasan karena kelompok perjuangan Palestina, Hamas, menolak skema AS untuk memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada 1 Maret.
Tak hanya itu, Zionis Israel juga memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan menutup akses masuk bagi truk yang membawa bantuan kemanusiaan.
Sumber: Sputinik-OANA
Baca juga: WFP kehabisan stok makanan untuk keluarga Gaza akibat blokade Israel
Baca juga: Israel blokir vaksin polio, lebih dari 600 ribu anak di Gaza terancam
Baca juga: WFP sebut dua juta warga Palestina di Gaza tanpa sumber pendapatan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025