Pakistan apresiasi integrasi layanan puskesmas-posyandu di Indonesia

11 hours ago 9
Itu benar-benar mengagumkan, semuanya sudah terintegrasi. Seluruh staf memahami dan benar-benar melayani kesehatan para peserta, bahkan mereka memasang kontrasepsi IUD hingga implan

Jakarta (ANTARA) - Deputi Direktur Jenderal dari Kementerian Pelayanan Kesehatan Nasional, Regulasi, dan Koordinasi Pemerintah Pakistan Soofia Yunus mengapresiasi integrasi layanan puskesmas dan posyandu di Indonesia yang melibatkan peran komunitas di level bawah, utamanya para kader.

Hal tersebut disampaikan Soofia saat mengunjungi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, Jakarta, pada Jumat, sebagai wujud komitmen Indonesia dalam kerangka penguatan Kerja sama Selatan Selatan dan Triangular (KSST) dengan tema "Berbagi Pengetahuan dan Praktik Baik terkait Program KB di Indonesia untuk Pemerintah Pakistan".

"Di level akar rumput, kami benar-benar terkesan bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas dan posyandu. Itu benar-benar mengagumkan, semuanya sudah terintegrasi. Seluruh staf memahami dan benar-benar melayani kesehatan para peserta, bahkan mereka memasang kontrasepsi IUD hingga implan," katanya.

Ia melanjutkan fasilitas di posyandu juga sangat lengkap untuk melayani seluruh siklus kehidupan, mulai dari program untuk anak-anak, kesehatan bagi remaja, hingga lanjut usia (lansia), bahkan program-program penurunan stunting.

Baca juga: Kemendukbangga optimalkan posyandu edukasi Cek Kesehatan Gratis

"Semua terintegrasi satu sama lain dan mereka saling bekerja sama, jadi bagi kami, integrasi ini adalah bagian yang akan kita terapkan di Pakistan. Bagi kami, jika kita saling mengembangkan struktur komunitas ini, yang melibatkan para kader, itu akan membantu, termasuk menurunkan angka kematian ibu dan anak baik di Indonesia maupun Pakistan, yang menjadi salah satu tujuan program pembangunan berkelanjutan atau SDGs," paparnya.

Menurutnya, Indonesia dan Pakistan memiliki cukup banyak kesamaan dari segi budaya dan agama, termasuk kepercayaan kepada para pemimpin agama yang lebih banyak didengar oleh masyarakat, sehingga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

"Pemimpin agama dominan di negara kami juga dan kami menemukan bahwa masyarakat di Indonesia juga bergantung pada keputusan pemimpin agama, dan mereka menganggap pernyataan mereka itu patut untuk dilaksanakan dan ditiru. Kami pikir itu adalah area kolaborasi masa depan antara Indonesia dan Pakistan, karena orang-orang Pakistan sangat percaya dengan pemuka agama mereka, sehingga kita dapat mengadopsi cara-cara Indonesia yang memanfaatkan metode pemimpin agama ini untuk memengaruhi kesehatan keluarga mereka," tuturnya.

Baca juga: Wamendukbangga: Posyandu alternatif tempat bagi MBG untuk ibu hamil

Sementara itu Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan mudahnya akses kontrasepsi dalam Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia menjadi contoh baik bagi Pakistan.

"Tentu saja keberhasilan Program KB ini adalah kerja sama dari semua pihak, terutama kader-kader kita di lapangan yang betul-betul memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Indonesia juga telah berhasil menjalankan Program KB pascapersalinan, yang diapresiasi oleh negara Pakistan," katanya.

Ia mengemukakan kesuksesan Indonesia dalam mengendalikan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,1 melalui Program KB dengan pemberdayaan para kader juga menjadi salah satu pengalaman yang akan diterapkan oleh Pakistan untuk mengendalikan jumlah penduduk di negara tersebut.

Baca juga: Wamenduk dorong konsumsi pangan lokal bergizi untuk cegah stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |