Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi dan lingkungan IPB University, Profesor Eka Intan Kumala Putri menilai upaya Pertamina mereduksi lebih dari 1 juta ton ekuivalen emisi karbon pada semester I 2025 bisa menempatkan BUMN energi itu sebagai trendsetter dekarbonisasi.
"Sebagai trendsetter, sehingga industri-industri lain mengikuti langkah Pertamina. Orang akan melihat bahwa sebagai perusahaan besar, Pertamina mampu mereduksi karbon dalam jumlah besar, supaya hasilnya kelihatan,” kata Eka melalui telepon di Jakarta, Selasa.
Menurut dia berbagai langkah Pertamina mereduksi karbon layak diapresiasi dan diharapkan upaya itu terus berlanjut termasuk melalui transisi energi yang saat ini pun dikembangkan Pertamina.
Pertamina, tambahnya, harus mampu mengkonversi penggunaan energi fosil seperti batubara kepada yang lebih ramah lingkungan. Begitu juga produk yang dihasilkan, Pertamina juga harus terus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti panas bumi, biofuel, bioethanol, dan bahkan pengolahan minyak jelantah menjadi bioavtur.
Dari sisi ekonomi, Eka menilai upaya Pertamina juga sangat menguntungkan, terutama dalam jangka panjang, termasuk meningkatkan daya saing di tingkat global.
Dunia sekarang, tambahnya, sangat ketat dengan ramah lingkungan, semua harus memiliki sertifikat, produksi bersih, clean and clear, dan seterusnya. Jika ada perusahaan yang masih menggunakan proses produksi kotor, tentu tidak mampu bersaing di tingkat global.
"Berbagai upaya Pertamina untuk mengurangi emisi rendah karbon, tentu memberikan efek positif ketika bertransaksi. Ada insentif intangible, jika menggunakan produksi bersih, akan terbangun imej bahwa Pertamina ramah lingkungan," ujarnya.
Dia menyatakan berbagai investasi teknologi yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, dalam jangka pendek bisa saja mengurangi profit yang ada.
"Makanya jangan berpikir jangka pendek, namun jangka panjang. Sustainability itu ditentukan produksi yang rendah karbon. Mereduksi rendah karbon butuh biaya, teknologi. Biaya ini akan mengurangi profit tapi itu kan jangka pendek. Untuk jangka panjang, akan menjadi benefit bagi perusahaan," katanya.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan melalui program dekarbonasi, perusahaan terus mendukung transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission 2060.
Menurut dia hingga pertengahan 2025, realisasi penurunan emisi atau dekarbonisasi Pertamina telah menembus angka lebih dari satu juta ton CO2 equivalen, mendekati sebagian besar dari target tahunan yang telah ditetapkan.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, capaian dekarbonisasi tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan.
"Rata-rata pencapaian berada jauh di atas realisasi tahun lalu. Tren positif ini memperkuat langkah Pertamina sebagai lokomotif transisi energi nasional," katanya.
Baca juga: Dekarbonisasi Pertamina capai 68 persen dari target tahunan
Baca juga: KPI optimis penuhi target dekarbonisasi 2025 dukung Net Zero Emission
Baca juga: Pakar IPB: Lakukan inovasi, Pertamina terdepan dalam dekarbonisasi
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.