Pagar Nusa NU tuntut Trans7 pulihkan marwah kiai dan pesantren

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pencak Silat Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa NU resmi menyampaikan tuntutan terbuka kepada Trans7 atas tayangan program XPOSE UNCENSORED yang dinilai telah menghina, melecehkan, dan merendahkan martabat kiai serta pesantren.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan di Jakarta pada Sabtu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Muchamad Nabil Haroen mengatakan bahwa tayangan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kekeliruan semata, melainkan sebuah kelalaian moral dan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

“Pesantren bukan tempat hiburan. Kiai bukan bahan olok-olok. Mereka adalah penjaga akidah, benteng kebudayaan, dan pilar keutuhan republik,” tegas Gus Nabil.

Pagar Nusa menilai tindakan Trans7 melalui tayangan itu telah melukai perasaan umat Islam, terutama para santri, serta mencederai kehormatan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan moral bangsa.

Karena itu, Pagar Nusa menuntut dua hal penting kepada pihak Trans7 dan induk perusahaannya, TransCorp.

Baca juga: GMNI: Hormati tradisi pesantren sebagai bagian dari identitas bangsa

Pertama, agar Trans7 menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada umat Islam, para kiai, santri, dan seluruh keluarga besar pesantren atas tayangan yang dianggap melecehkan martabat kiai dan pesantren.

Kedua, agar Trans7/ TransCorp mengambil langkah konkret, terbuka, dan bertanggung jawab untuk memulihkan marwah kiai dan pesantren yang telah tercoreng akibat tayangan XPOSE UNCENSORED.

“Selama tuntutan ini belum terpenuhi, Pagar Nusa akan terus melakukan aksi serupa dengan kekuatan yang lebih besar. Ini adalah wujud kesetiaan kami dalam menjaga kehormatan kiai dan marwah pesantren di seluruh Indonesia,” imbuh Gus Nabil.

Ia menambahkan Pagar Nusa akan mengerahkan seluruh kekuatan moral dan kulturalnya untuk memastikan penghormatan terhadap ulama dan pesantren ditegakkan.

Gerakan Bela Kiai, Jaga Pesantren menurutnya bukan semata bentuk perlawanan, tetapi manifestasi cinta dan kesetiaan terhadap ulama serta nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.

“Bela Kiai adalah Bela Negeri. Menghina Pesantren berarti menghina akar bangsa ini. Pokoknya, Bela Kiai Sampai Mati,” kata Nabil.

Dalam seruannya, Gus Nabil juga menegaskan bahwa Pagar Nusa tidak akan tinggal diam ketika kehormatan kiai diinjak dan pesantren dilecehkan, serta berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan dan pemulihan marwah pesantren di ruang publik.

Baca juga: KPID Jakarta siap audit izin siaran Trans7 imbas tayangan pesantren

Baca juga: Komdigi apresiasi ketegasan KPI kepada Trans7 soal tayangan pesantren

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |