Orang tua berperan lindungi anak dari konten radikal di media sosial

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pengamat Media Sosial Enda Nasution menilai orang tua sangat berperan penting dalam melindungi anak-anaknya dari paparan paham radikal yang tersebar melalui media sosial.

Menurut dia, orang tua memiliki peranan penting dalam menjalankan fungsi preventif agar dapat menyaring konten yang intoleran dan radikal, yang mungkin saja ditemukan oleh anak ketika mereka berselancar di internet.

“Narasi-narasi dengan muatan intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat direduksi daya rusaknya apabila anak-anak kita sudah dilengkapi atau diberikan imunitas terlebih dulu," kata Enda dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA, Rabu.

Enda menjelaskan saat ini kehidupan anak-anak saat ini tidak terlepas dari teknologi digital yang dapat memfasilitasi untuk mengakses media sosial.

Baca juga: BNPT catat 6.402 temuan konten radikalisme-terorisme hingga Agustus

Tidak hanya media sosial, menurut dia, melalui teknologi digital, anak-anak saat ini dapat mengakses ragam games online dengan mudah. Salah satu games yang saat ini sedang digandrungi kalangan anak-anak yakni Roblox.

Ragam saluran itulah, kata Enda, yang sering dipakai pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan paham radikal yang berkaitan dengan terorisme kepada anak-anak.

"Kecenderungan anak-anak menelan informasi dengan mentah, kemudian diperparah oleh pengawasan orang tua yang minim ketika mereka menggunakan gawai, menjadi 'lahan basah' bagi kelompok radikal," kata dia.

Oleh karena itu, untuk membatasi anak dalam menggunakan media sosial ataupun menyaring informasi yang diterima, Enda menilai orang tua perlu melakukan beberapa hal.

Salah satunya yang paling efektif adalah membuka kesempatan untuk anak melakukan interaksi secara langsung dengan orang tua ataupun dengan teman sepermainan.

"Risiko akan tetap ada, bisa saja anak kita terjatuh dan terluka ketika bermain di luar rumah, atau misalnya mungkin berkelahi dengan temannya sendiri," ujar Enda.

Baca juga: Staf ahli Kemkomdigi soroti maraknya ujaran kebencian di media sosial

"Peristiwa-peristiwa itu justru akan membentuk mereka secara fisik dan mental, serta membantu pendewasaan si anak ketika menghadapi permasalahan yang ia temukan di luar rumah,” tambah Enda.

Tentunya, kata Enda, seluruh aktivitas anak yang dilakukan anak harus terpantau langsung oleh orang tua. Dengan demikian, Enda yakin potensi setiap anak terpapar pemahaman radikal lewat media sosial akan semakin kecil.

Baca juga: BWI ingatkan masyarakat bijak gunakan media sosial

Baca juga: Fisipol UGM dorong tata kelola media sosial transparan dan kolaboratif

Baca juga: Membangun generasi santri cerdas digital

Pewarta: Walda Marison
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |