OpenAI mungkin butuh verifikasi ID untuk akses model AI di masa depan

1 day ago 6

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi, OpenAI, dikabarkan melakukan pembaruan kebijakan dalam mengakses layanannya dan pengguna mungkin diharuskan untuk melakukan verifikasi ID atau identitas digitalnya saat mengakses beberapa model kecerdasan artifisial (AI) di masa mendatang.

Kabar ini dilaporkan TechCrunch pada Minggu (13/4), yang menyebutkan informasi ini ditemukan melalui halaman dukungan yang dipublikasikan OpenAI di situs website perusahaan pada pekan lalu.

Proses verifikasi, yang disebut Organisasi Terverifikasi, disebutkan menjadi cara baru bagi pengembang untuk membuka akses ke model dan kemampuan tercanggih di platform OpenAI.

Baca juga: OpenAI akan hentikan penggunaan GPT-4 di ChatGPT

Verifikasi memerlukan ID yang dikeluarkan pemerintah dari salah satu negara yang didukung oleh API OpenAI.

ID hanya dapat memverifikasi satu organisasi setiap 90 hari, dan tidak semua organisasi akan memenuhi syarat untuk verifikasi, demikian pernyataan OpenAI.

"Di OpenAI, kami menganggap serius tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa AI dapat diakses secara luas dan digunakan dengan aman," demikian bunyi halaman tersebut.

Lebih lanjut mereka menambahkan, "Sayangnya, sebagian kecil pengembang sengaja menggunakan API OpenAI yang melanggar kebijakan penggunaan kami. Kami menambahkan proses verifikasi untuk mengurangi penggunaan AI yang tidak aman sekaligus terus menyediakan model canggih bagi komunitas pengembang yang lebih luas.

Baca juga: OpenAI pertama kali berinvestasi untuk bidang keamanan siber

"Proses verifikasi baru dapat ditujukan untuk meningkatkan keamanan pada produk OpenAI karena produk mereka kini menjadi lebih canggih dan berkemampuan.

Perusahaan telah menerbitkan beberapa laporan tentang upayanya untuk mendeteksi dan mengurangi penggunaan modelnya yang berbahaya, termasuk oleh kelompok yang diduga berbasis di Korea Utara.

Hal ini juga dapat ditujukan untuk mencegah pencurian hak kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP).

Baca juga: OpenAI hadirkan fitur AI pembuat gambar langsung di ChatGPT

Hal ini sejalan dengan laporan dari Bloomberg di awal 2025 yang menyebutkan OpenAI menyelidiki kemungkinan adanya sebuah kelompok yang terkait dengan DeepSeek, kompetitor OpenAI dari China, melakukan pencurian data melalui API OpenAI pada akhir 2024.

Adapun data yang dicurigai dicuri ialah AI model pelatihan dan hal tersebut dinilai merupakan pelanggaran terhadap ketentuan OpenAI apabila terbukti.

Hal ini juga menyebabkan OpenAI telah memblokir akses layanannya ke China pada musim panas 2024.

Baca juga: Netflix uji coba fitur pencarian dengan dukungan teknologi OpenAI

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |