Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mulai 11 Agustus 2025 memberlakukan standar operasional prosedur (SOP) baru pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Ahmad Nur Aulia di Mataram, Selasa, mengatakan SOP baru ini digodok mulai 1 hingga 10 Agustus 2025.
"Sekarang kami terus koordinasi dengan TNGR. Insyaallah SOP akan paralel dilaksanakan pasca-masa pemeliharaan jalur," ujarnya.
Pemprov NTB dan Balai TNGR telah menyusun masa pembenahan dan melakukan verifikasi serta validasi berbagai hal yang masuk SOP baru tersebut. Standar yang baru akan menetapkan standar pendakian untuk mengantisipasi insiden di jalur pendakian.
"Batasan waktu kita sampai tanggal 10 Agustus sudah bisa selesai dan diterapkan," katanya.
Baca juga: Jumlah wisatawan mendaki Rinjani capai 36.500 ribu orang
Dinas Pariwisata juga akan melakukan proses peningkatan keterampilan untuk 371 porter dan pemandu yang mencari nafkah di Gunung Rinjani.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Kemenpar pelatihan bagi pemandu itu akan dilaksanakan pada masa libur. Karena itu kesempatan. Selama ini kan kita kesulitan mencari pemandu dan porter kalau masa musim ramai atau high season di Rinjani, karena semua pada bawa tamu," ucapnya.
Dia mengatakan dari 661 porter dan pemandu di Gunung Rinjani, 371 orang di antaranya belum diberikan sertifikasi pemandu. Dari 371 orang itu, 50 pemandu telah diberikan sertifikasi selama masa pemeliharaan jalur di Gunung Rinjani.
"Jadi masih ada tersisa sejumlah 321 orang dan 50 (orang) sudah kita berikan pelatihan. Sisanya di masa pemeliharaan itu kita gencarkan 1-10 Agustus," ujar Aulia.
Ia mengatakan dalam proses pemberian pelatihan kepada 371 pemandu Rinjani juga diberikan pengetahuan dasar terkait dengan penanganan penanganan kesehatan dasar dan keselamatan. Seluruh pemandu diberikan pemahaman tentang pelaksanaan penyelamatan secara dasar ketika terjadi insiden di Rinjani.
"Jadi, dalam pelatihan itu pemandu itu tidak ada menu untuk rescue dasar. Tapi kita sudah minta SAR memberikan berbagi tambahan ilmu untuk pemandu soal rescue dasar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Balai TNGR Yarman mengatakan revisi SOP pendakian Gunung Rinjani bakal dilakukan bersama seluruh pihak, pemerintah daerah, termasuk pelaku pariwisata dan masyarakat sekitar Gunung Rinjani.
"Ini kita bicara tata kelola Rinjani usai kasus Juliana kemarin. Kami sampaikan ada beberapa evaluasi. Ada evaluasi SDM kami sendiri dan pelaku wisata, sarana termasuk SOP akan kita revisi bersama," ujarnya.
Revisi SOP pendakian ini dibahas oleh kelompok kerja (pokja). Pokja dibentuk berasal dari berbagai kalangan, termasuk TNGR, Pemprov NTB, dan pihak-pihak lainnya.
"Nanti pokja sendiri yang membicarakan terkait peran masing-masing. Jadi poin dalam SOP ini porter, TO, guide apa peranannya. Ya mudahan bisa segera terealisasikan. Nanti akan ada pertemuan lanjutan," katanya.
Baca juga: Pembuatan undakan di Rinjani agar mudah dipijaki para pendaki
Baca juga: Menata ulang wisata pendakian Gunung Rinjani
Baca juga: Jalur pendakian Rinjani ditutup mulai 1 Agustus 2025
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.