Jakarta (ANTARA) - Partai NasDem terus menggembleng generasi muda tentang pendidikan politik melalui Program Remaja Bernegara (BRN) sesi kedua yang dilaksanakan di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (22/2).
"Untuk sesi kedua ini diikuti peserta berusia 13-15 tahun, sedangkan sesi sebelumnya untuk 16-19 tahun. Kami melakukan pembagian ini secara bergantian," kata Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP Partai NasDem sekaligus Ketua Panitia Lathifa Al Anshori dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Program Remaja Bernegara NasDem jadi "lab politik" bagi generasi muda
Menurut dia, program Remaja Bernegara ini semakin diminati peserta yang merupakan para remaja dari jenjang pendidikan SMP, SMA, dan SMK.
"Peminatnya sangat tinggi. Kami sangat mengapresiasi antusiasme teman-teman muda yang ingin mengikuti program ini," kata Lathifa.
Untuk gelombang (batch) pertama, program ini menghadirkan tujuh kelas yang telah berlangsung dua kali dari total tujuh sesi. Dengan kapasitas 210 kursi yang tersedia, jumlah pendaftar mencapai hampir 300 orang. Bahkan, masih banyak yang ingin mendaftar untuk kelas-kelas selanjutnya setelah program ini berlangsung.
Baca juga: Remaja Bernegara berikan edukasi tanpa tendensi politik praktis
Program yang dimulai sejak 15 Februari 2025 dan berakhir pada 22 April 2025 itu dibagi menjadi dua kategori usia, yaitu 13-15 tahun dan 16-19 tahun, sehingga diharapkan materi dapat lebih mudah diserap oleh masing-masing kelompok usia.
Lathifa menambahkan program ini terbuka bagi semua remaja tanpa memandang latar belakang pendidikan, baik mereka yang bersekolah di SMP, SMA, maupun SMK.
"Bahkan,.yang tidak bersekolah sekalipun, tetap bisa mengikuti program ini selama memiliki antusiasme terhadap politik," tuturnya.
Tiga modul utama dalam program ini disusun bersama dengan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) DPP Partai NasDem, Siti Nurbaya Bakar.
Baca juga: NasDem perkenalkan remaja dunia politik dengan cara menyenangkan
Modul pertama membahas kegiatan dalam program ini, modul kedua mengajarkan cara berdialog dalam proses pembuatan kebijakan, dan modul ketiga mengupas kebijakan serta lingkungan pemerintahan.
"Target utama kita adalah memberikan pendidikan politik kepada generasi muda. Kami percaya bahwa dengan adanya cross-cutting generation seperti ini, dalam sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan akan lahir generasi Indonesia yang lebih memahami politik," kata Lathifa.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025