Bangkok (ANTARA) - Pemerintah Myanmar mengimbau kelompok pemberontak, termasuk Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sayap bersenjata dari pemerintahan sipil sebelumnya, untuk menyerahkan senjata dan kembali ke kehidupan damai. Seruan ini disampaikan dalam laporan surat kabar milik negara Global New Light of Myanmar, Jumat (18/7).
"Dewan Administrasi Negara mengundang mereka yang terlibat dalam berbagai kelompok bersenjata, termasuk PDF, untuk kembali ke jalur hukum. Mereka yang menerima tawaran ini akan diberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan. Selain itu, individu yang kembali bersama senjata dan amunisi akan diberikan imbalan uang tunai," demikian pernyataan pemerintah.
Pemerintah mengeklaim bahwa tindakan kekerasan oleh para pemberontak serta perebutan kekuasaan di antara para komandan telah membuat banyak pejuang merasa kecewa dan kehilangan arah.
Pemerintah mengajak mereka yang kecewa terhadap perjuangan bersenjata atau yang dipaksa oleh komandan untuk melakukan "aksi teror" terhadap warga sipil agar menghubungi kantor pemerintahan, markas militer, atau kantor polisi terdekat untuk mendapatkan bantuan.
Pemerintah juga mendorong agar mereka membawa sebanyak mungkin senjata dan amunisi saat menyerahkan diri.
Konflik sipil di Myanmar pecah setelah militer mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 2021, mengakhiri satu dekade pemerintahan sipil.
Selain kelompok oposisi bersenjata, sejumlah pasukan bersenjata etnis juga terlibat dalam konflik tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: ASEAN sampaikan perhatian atas krisis Myanmar
Baca juga: Pelapor PBB: Rencana pemilu junta Myanmar cuma "fatamorgana" politik
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.