Mataram (ANTARA) - Deru dan debu sirkuit Lombok-Sumbawa Motocross 2023 sempat menabur harapan bagi pengembangan pariwisata olahraga di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dukungan dana pusat senilai Rp24 miliar menegaskan ambisi menjadikan NTB sebagai tuan rumah kegiatan bertaraf nasional dan internasional.
Namun di balik euforia dan sorak penonton, muncul persoalan tata kelola yang tak bisa diabaikan, yakni indikasi penyimpangan anggaran dan kurangnya akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan.
Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB menindaklanjuti laporan masyarakat dengan membuka penyelidikan. Inspektorat NTB sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mendapat tugas melakukan audit untuk menghitung potensi kerugian negara.
Hasil audit awal yang beredar menunjukkan angka kerugian sekitar Rp2,6 miliar.
Rinciannya tidak tunggal, melainkan berasal dari beberapa pos, yaitu selisih pembayaran kepada penyedia senilai sekitar Rp1,2 miliar, kekurangan pembayaran pajak sekitar Rp404 juta, selisih dana yang diterima organisasi mitra sebesar Rp601 juta, kekurangan pajak mitra regional Rp356 juta, dan selisih biaya perjalanan dinas sekitar Rp6,2 juta.
Angka angka ini memberi bobot pada temuan administrasi yang semula hanya dianggap sekadar kelalaian prosedural.
Temuan itu menempatkan kasus pada posisi yang kompleks karena berada di persimpangan fungsi pengawasan internal dan penegakan hukum publik.
Di satu sisi ada mekanisme internal APIP yang bisa menghasilkan pemulihan kerugian melalui perbaikan administrasi dan pengembalian dana. Di sisi lain ada kewenangan kejaksaan untuk menindak secara pidana bila ditemukan bukti perbuatan melawan hukum.
Publik menyaksikan ketegangan antara dua pendekatan tersebut, antara upaya restoratif yang cepat dan kebutuhan akan penegakan hukum yang tegas.
Baca juga: Kajati NTB tagih hasil audit inspektorat terkait acara Motocross 2023
Baca juga: Tambang batu apung Sirkuit Motocross Lombok Tengah diharapkan ditutup
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































